Puisi: Tentang Seorang yang Terbunuh di Sekitar Hari Pemilihan Umum (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi "Tentang Seorang yang Terbunuh di Sekitar Hari Pemilihan Umum" menghadirkan gambaran yang kuat tentang ketidakpastian, kehilangan, dan ...
Tentang Seorang yang Terbunuh di Sekitar Hari Pemilihan Umum

"Tuhan, berikanlah suara-Mu, kepadaku."

Seperti jadi senyap salak anjing ketika ronda menemukan
mayatnya di tepi pemetang. Telungkup. Seperti mencari
harum dan hangat padi. Tapi bau asing itu dan dingin pipinya
jadi aneh, di bawah bulan. Dan kemudian mereka pun
berdatangan - senter, suluh, dan kunang-kunang - tapi tak
seorang pun mengenalinya. Ia bukan orang sini, hansip itu berkata.

"Berikanlah suara-Mu."

Di bawah petromaks kelurahan mereka menemukan liang
luka yang lebih. Bayang-bayang bergoyang sibuk dan beranda
meninggalkan bisik. Orang ini tak berkartu, ia tak bernama.
Ia tak berpartai. Ia tak bertanda gambar. Ia tak ada yang
menangisi, karena kita tak bisa menangisi. Apa gerangan
agamanya?

"Juru peta yang Agung, di manakah tanah airku?"

Lusa kemudian mereka membacanya di koran kota, di
halaman pertama. Ada seorang yang menangis entah mengapa.
Ada seorang yang tak menangis entah mengapa. Ada seorang
anak yang letih dan membikin topi dari koran pagi itu, yang
diterbangkan angin kemudian. Lihatlah. Di udara berpasang
layang-layang, semua bertopang pada cuaca. Lalu burung-
burung sore hinggap di kawat-kawat, sementara bangau-
bangau menuju ujung senja, melintasi lapangan yang gundul
dan warna yang panjang, seperti asap yang sirna.

"Tuhan, berikanlah suara-Mu, kepadaku."

1964

Sumber: Sajak-Sajak Lengkap, 1961-2001 (2001)

Catatan:
Puisi "Tentang Seorang yang Terbunuh di Sekitar Hari Pemilihan Umum" pernah diterbitkan di Horison edisi September, 1971.

Analisis Puisi:
Puisi "Tentang Seorang yang Terbunuh di Sekitar Hari Pemilihan Umum" karya Goenawan Mohamad menggambarkan tragedi dan kehampaan yang terjadi di sekitar peristiwa kematian seseorang di tengah-tengah perayaan demokrasi.

Kesunyian dan Ketidakpastian: Puisi ini dimulai dengan gambaran kesunyian dan ketidakpastian di sekitar mayat yang ditemukan. Ada sentuhan keanehan dan ketegangan dalam suasana yang digambarkan, di mana kehidupan terhenti tiba-tiba dan orang-orang di sekitarnya bingung tentang apa yang terjadi.

Identitas yang Hilang: Mayat yang ditemukan tidak memiliki identitas yang jelas. Ia tidak dikenal oleh siapapun di lingkungan tersebut. Ini mencerminkan ketidaktahuan dan ketidakpedulian masyarakat terhadap individu yang kehilangan nyawa, terutama jika mereka bukan bagian dari lingkungan yang dikenal.

Kesedihan yang Terhambur: Meskipun ada upaya untuk memberi penghormatan kepada mayat tersebut, reaksi masyarakat terhadap kematian itu bervariasi. Ada yang menangis, ada yang tidak, dan ada yang hanya melihatnya sebagai bagian dari berita sehari-hari. Hal ini menyoroti ketidakpekaan sosial terhadap kehidupan dan kematian.

Pencarian Identitas dan Tujuan: Dalam kehampaan dan kekacauan, ada suara yang meminta petunjuk dari Tuhan. Ini mencerminkan pencarian manusia akan makna di tengah-tengah kebingungan dan kegelapan. Ada keinginan untuk memahami makna kematian dan kehidupan, serta tujuan di balik semua peristiwa.

Simbolisme Alam dan Kehidupan: Puisi ini memanfaatkan gambaran alam, seperti burung-burung yang terbang dan senja yang merayap, untuk menambah kedalaman dan keindahan dalam penderitaan dan kehilangan. Alam menjadi saksi bisu atas peristiwa manusia, sementara kehidupan terus berlanjut di tengah-tengah tragedi.

Refleksi Sosial dan Politik: Puisi ini juga dapat diinterpretasikan sebagai kritik terhadap ketidakstabilan sosial dan politik yang sering kali mengakibatkan kekerasan dan kehilangan nyawa. Peristiwa kematian di sekitar hari pemilihan umum menjadi gambaran dari gejolak dan ketidakpastian yang melanda masyarakat.

Dengan demikian, puisi "Tentang Seorang yang Terbunuh di Sekitar Hari Pemilihan Umum" adalah sebuah puisi yang menghadirkan gambaran yang kuat tentang ketidakpastian, kehilangan, dan pencarian makna dalam kehidupan manusia, serta memberikan refleksi mendalam tentang kondisi sosial dan politik yang mempengaruhi kehidupan kita.
Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Tentang Seorang yang Terbunuh di Sekitar Hari Pemilihan Umum
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.