Puisi: Potret Taman untuk Allen Ginsberg (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi "Potret Taman untuk Allen Ginsberg" karya Goenawan Mohamad mencerminkan perbedaan latar belakang sosial, pencarian makna, dan ....
Potret Taman untuk Allen Ginsberg


Ia menebak dari warna kulit saya
dan berkata, 'Tuan pasti dari dunia ke-3.'
Lalu ia, dari dunia pertama, mengunyah makan pagi
seraya mengutip Mao Tse-tung
dan sebuah sajak gunung - ramah sekali.

Bisakah ia tidur
sebelum anggur
lalu mungkin mimpi
di lindungan malaikat masehi?

Ia telah jalan dalam angin
dan mengucup es-krim
dan membaca berita di halaman pertama
tentang sebuah perang
di Asia Tenggara

Ia kini duduk bersila
di bangku taman kota praja
mungkin semadi
mungkin aku tidak mengerti
karena ia berkata:
'Di Vietnam tak ada orang mati'
'Tak ada Vietnam dan Orang tak mati.'

Lalu ia mencari kepak burung
ia mencari merpati
ia mencari lambang
ia mencari makna hari.
Ia mencari seakan ia tahu apa yang ia
ingin temukan dan tiba-tiba ia menuliskan:

'Revolusi, Revolusi, Tak bisa Dipesan Hari Ini.'
Lalu ia bangkit ia mual ia mencium
bau biasa dari kakus umum;
ia basah oleh tangis dan ia meludah:
'Kencingilah kaum borjuis!'
Adakah ia Nabi?

Tuhan. Di taman ini orang juga ngelindur
tentang perempuan-perempuan berpupur
dan sebuah mulut berahi kudengar memaki:
'Bangsat, kenapa aku di sini!'
Atau mungkin ia ngelindur tentang sebuah dusun
yang hancur dan sisa infantri dan mayat
dan ulat dan ruh dan matahari?

Aku dengar seorang-orang tua, yang kesal dan
berkata: 'Di sekitar hari Natal, pernah terjadi
hal yang tak masuk akal. Misalnya mereka
membom Hanoi sebelum (bukan sesudah) aku minum
kopi.'


1973

Sumber: Horison (November, 1973)

Analisis Puisi:
Puisi "Potret Taman untuk Allen Ginsberg" karya Goenawan Mohamad adalah sebuah karya yang mencerminkan pertemuan atau pengalaman penulis dengan tokoh sastra terkenal, Allen Ginsberg.

Pengantar Pertemuan: Puisi ini dimulai dengan penekanan pada perbedaan sosial antara penulis (tuan) dan Allen Ginsberg. Penulis menyiratkan bahwa Ginsberg menebak asal usul penulis dari "dunia ke-3," sedangkan Ginsberg sendiri berasal dari "dunia pertama." Hal ini menggambarkan perbedaan dalam latar belakang sosial dan budaya mereka.

Referensi Politik: Puisi ini mencakup referensi politik dengan menyebut Mao Tse-tung dan perang di Asia Tenggara (mungkin merujuk kepada Perang Vietnam). Hal ini mengindikasikan bahwa Ginsberg adalah seorang intelektual yang peduli dengan masalah politik dan sosial, sementara penulis merenungkan apakah ia dapat tidur dengan tenang di tengah kenyataan konflik tersebut.

Mencari Arti: Ginsberg digambarkan sebagai seseorang yang mencari arti dalam hidup dan dunia sekitarnya. Ia mencari simbol, makna, dan bahkan melibatkan diri dalam pengalaman spiritual. Ini tercermin dalam upayanya mencari burung, merpati, dan makna hari.

Komentar Satir: Puisi ini mencakup elemen komentar satir terutama ketika Ginsberg mual dan mencium bau dari kakus umum. Ini mungkin merujuk kepada kritik terhadap gaya hidup borjuis atau pengalaman yang mengganggu dalam upayanya mencari makna.

Kehadiran Politis: Puisi ini mencerminkan kehadiran elemen politis dalam kehidupan sehari-hari, termasuk ketika orang tua berbicara tentang serangan bom terhadap Hanoi. Hal ini menciptakan kontras antara pencarian makna yang dilakukan Ginsberg dan realitas politik yang keras.

Secara keseluruhan, puisi ini adalah potret pertemuan antara penulis dengan Allen Ginsberg yang dikenal sebagai seorang penyair kontroversial dan aktivis sosial. Puisi ini mencerminkan perbedaan latar belakang sosial, pencarian makna, dan komentar satir tentang politik dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Potret Taman untuk Allen Ginsberg
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.