Puisi: Sajak untuk Bungbung (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi "Sajak untuk Bungbung" karya Goenawan Mohamad menghadirkan sebuah gambaran yang sederhana namun dalam tentang perjalanan hidup, ketakutan, ....
Sajak untuk Bungbung

Tiap tengah malam hujan mendarat
pada atap anak yang mimpi
Tentang seorang pilot, tanpa pesawat
di atas sawah dan pagi hari

Cemas itu, nak, memang telah jadi umum
dan akan sampai pula ke mari
Nah rapikan rambutmu sebelum kucium
dengan tangkai daun yang lama mati

1976

Sumber: Horison (Mei, 1978)

Analisis Puisi:

Puisi "Sajak untuk Bungbung" karya Goenawan Mohamad menghadirkan sebuah gambaran yang sederhana namun dalam tentang perjalanan hidup, ketakutan, dan ketulusan dalam hubungan. Dengan gaya bahasa yang khas, Goenawan Mohamad menggambarkan momen-momen kecil yang mengandung makna mendalam.

Gambaran Alam dan Keintiman: Puisi ini dibuka dengan gambaran hujan yang mendarat pada atap anak yang sedang bermimpi. Ini adalah gambaran yang intim dan alami, menciptakan suasana ketenangan dan kehangatan di tengah hujan malam yang sejuk.

Simbolisme Pilot Tanpa Pesawat: Penggambaran seorang pilot tanpa pesawat di atas sawah pada pagi hari membawa nuansa simbolis yang kuat. Pilot yang bebas mengembara di langit, tanpa beban pesawat, mungkin merupakan simbol kebebasan, keberanian, atau bahkan impian yang belum terwujud.

Ketegangan dan Ketidakpastian: Puisi ini menyentuh tema cemas dan ketidakpastian, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidup. Ketakutan dan kecemasan dihadapi oleh setiap individu, baik anak-anak maupun orang dewasa, dan puisi ini menghadirkan momen intim ketika anak tersebut perlu ditenangkan.

Pesan Perlindungan dan Kasih Sayang: Penyair menasihati anak ("nak") untuk merapikan rambutnya sebelum tidur, seolah memberikan perlindungan dan kasih sayang yang hangat. Tangkai daun yang lama mati mungkin melambangkan kehidupan yang telah berlalu, memberikan pesan akan pentingnya menghargai setiap momen yang kita miliki.

Gaya Bahasa yang Sederhana namun Kuat: Goenawan Mohamad menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh dengan makna dalam puisi ini. Pemilihan kata-kata yang tepat menciptakan suasana yang hangat dan mendalam, membuat pembaca meresapi keintiman dan kebijaksanaan yang tersirat dalam kata-kata.

Puisi "Sajak untuk Bungbung" adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan momen kecil dalam kehidupan sehari-hari, namun mengandung makna yang mendalam. Goenawan Mohamad mengajak pembaca untuk merenung tentang keberanian, ketakutan, dan kasih sayang dalam hubungan manusia. Melalui gambaran alam dan keintiman, puisi ini menawarkan pengalaman yang mendalam tentang kehidupan dan kebijaksanaan yang dapat dipetik dari momen-momen sederhana dalam hidup.

Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Sajak untuk Bungbung
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.