Puisi: Pantun Hujan Gerimis (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Pantun Hujan Gerimis" karya Ajip Rosidi menggambarkan suasana hati yang sepi dan pilu di tengah hujan gerimis dan petir yang menggelegar.
Pantun Hujan Gerimis

Hujan gerimis sepanjang hari
Angin bertiup dari Tenggara;
Hati menangis tersedan tak henti
Karena hidup sebatang kara.

Angin bertiup kencang sekali
Kilat menyambar guruh bergegar;
Tersedan sunyi di bumi sepi
Seorang diri hidup terlantar.

Kilat menyambar guruh bergegar
Tak ada tempat sembunyi
Seruanku pilu tak kaudengar
Terlempar aku ke jurang sunyi.

Sumber: Pantun Anak Ayam (2006)

Analisis Puisi:

Puisi "Pantun Hujan Gerimis" karya Ajip Rosidi merupakan sebuah karya sastra yang menggambarkan suasana hati yang sepi dan pilu di tengah hujan gerimis dan petir yang menggelegar. Dalam puisi ini, penulis menggambarkan perasaan kesepian dan terlantar yang dialami oleh seorang individu di tengah kehampaan dan kegelapan.

Gambaran Alam dan Cuaca: Pantun ini menggambarkan suasana alam yang suram dan menyedihkan dengan hujan gerimis yang turun sepanjang hari dan angin yang bertiup kencang dari Tenggara. Kilat menyambar dan guruh bergemuruh, menciptakan gambaran cuaca yang mendung dan menakutkan.

Perasaan Kesepian dan Terlantar: Dalam setiap bait, tergambar perasaan kesepian dan terlantar yang dirasakan oleh pelaku puisi. Hati yang menangis tersedu tak henti, dan dia merasa hidup sebatang kara, tanpa siapa pun yang menemani. Bahkan, seruan pilunya tak didengar oleh siapapun, dan dia merasa terlempar ke jurang sunyi.

Simbolisme Alam dan Perasaan Manusia: Pantun ini menggunakan alam sebagai latar belakang untuk menggambarkan kondisi emosional manusia. Hujan gerimis, kilat, dan guruh menjadi simbol dari kesedihan, kehampaan, dan ketakutan yang dirasakan oleh pelaku puisi. Alam dipergunakan sebagai cerminan dari keadaan batin seseorang yang merasa terasing dan terpinggirkan.

Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun mengena, Ajip Rosidi berhasil menyampaikan pesan tentang perasaan kesepian dan terlantar di tengah kegelapan dan kehampaan. Pantun ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti dan makna di balik suasana alam dan perasaan manusia yang tercermin dalam hujan gerimis yang turun dengan sepi dan sunyi.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Pantun Hujan Gerimis
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.