Puisi: Pantun Musim Panas (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Pantun Musim Panas" menciptakan gambaran musim panas yang panas dan sulit, mencampurkan tema alam dengan perasaan pribadi.
Pantun Musim Panas


Matahari terik membakar jangat
Tiada tempat kan berteduh;
Meski engkau selalu kuingat
Namun rasanya terlalu jauh.

Tiada tempat 'kan berteduh
Tiada tempat kan berlindung;
Engkau terasa terlalu jauh
Di atas awan kau terapung.

Tiada tempat kan berlindung
Pohon pinang tegak berdiri;
Di atas awan kau mengapung
Membiarkan aku kecil sendiri.


Sumber: Pantun Anak Ayam (2006)

Analisis Puisi:
Puisi "Pantun Musim Panas" karya Ajip Rosidi adalah sebuah karya sastra yang sederhana dan indah dengan format pantun yang khas.

Struktur Pantun: Puisi ini mengikuti struktur dasar pantun dengan empat larik, di mana larik pertama dan ketiga berima sama, dan larik kedua dan keempat berima sama. Pantun adalah bentuk puisi tradisional Melayu yang terkenal dengan iramanya yang khas, dan Ajip Rosidi menggunakan bentuk ini untuk menyampaikan pesannya.

Pantun Pertama: Dalam pantun pertama, penyair menyampaikan bahwa matahari terik pada musim panas membakar jangat, dan tidak ada tempat berteduh. Ini menciptakan gambaran tentang panas yang luar biasa dan kebutuhan akan perlindungan dari matahari. Pesan yang muncul di sini adalah tentang kekeringan dan kepanasan musim panas.

Pantun Kedua: Pantun kedua mempertahankan tema musim panas yang panas dan kekeringan. Penyair menyatakan bahwa meskipun mereka selalu mengingat seseorang (mungkin seorang kekasih), tetapi rasanya seperti orang itu berada terlalu jauh. Ini menciptakan perasaan kerinduan dan kejauhan.

Pantun Ketiga: Dalam pantun ketiga, penyair kembali mengungkapkan bahwa tidak ada tempat berteduh dan tidak ada tempat berlindung. Ini menegaskan suasana panas dan kekeringan musim panas yang terasa tidak nyaman. Pesan tentang kondisi musim panas yang sulit menggambarkan rasa panas yang tak tertahankan.

Pesan: Pantun ini menunjukkan perasaan rindu yang mendalam. Penyair merasa bahwa seseorang yang dicintai terasa sangat jauh, bahkan seperti mengambang di atas awan. Bisa diartikan sebagai perasaan kerinduan yang begitu mendalam sehingga orang yang dicintai terasa sangat sulit untuk dijangkau.

Puisi "Pantun Musim Panas" menciptakan gambaran musim panas yang panas dan sulit, mencampurkan tema alam dengan perasaan pribadi. Penggunaan pantun memperkuat ritme dan pola dalam puisi, sementara perasaan kerinduan dan jauhnya orang yang dicintai ditonjolkan.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Pantun Musim Panas
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.