Puisi: Catatan di Pojok Taman (Karya Ahmadun Yosi Herfanda)

Puisi "Catatan di Pojok Taman" karya Ahmadun Yosi Herfanda mengajak pembaca merenung tentang arti pengorbanan, kehilangan, dan keabadian cinta dan ...
Catatan di Pojok Taman
(kepada pahlawan tak dikenal)


Kini kau berlayar sendirian
di lautan kelam tanpa karang
menuju pelabuhan seberang
untuk tidur di pangkuan Tuhan.

(Sebutir peluru telah merenggut jantungmu
ketika kau nekat melindungiku
dalam penyerbuan ke benteng itu
di pangkuanku kautinggalkan jasadmu
sebelum sempat kausebut namamu
asal dan induk pasukanmu
kecuali seberkas senyum keikhlasan)

Lukamu kini tak dapat kuraba lagi
karena dagingmu telah kembali ke asal
tinggal cahaya putih cintamu
membekas dalam di kalbu.


1980

Sumber: Sembahyang Rumputan (1996)

Analisis Puisi:
Puisi "Catatan di Pojok Taman" karya Ahmadun Yosi Herfanda adalah sebuah karya yang penuh dengan makna mendalam, menyentuh tema pengorbanan, kehilangan, dan pemaknaan hidup.

Eksplorasi Tema Kehidupan dan Kematian: Puisi ini menggambarkan perjalanan seseorang yang menghadapi kehidupan dan akhirnya berlayar menuju kematian. Penggunaan metafora lautan kelam tanpa karang menyiratkan perjalanan hidup yang penuh ketidakpastian dan tantangan.

Pengorbanan dan Keikhlasan: Puisi mencatat pengorbanan seseorang yang rela kehilangan nyawanya untuk melindungi orang lain. Sebutir peluru telah merenggut jantungnya, tetapi ia melakukan tindakan heroik dalam upayanya melindungi orang lain. Keikhlasan dalam pengorbanan tersebut tercermin dalam senyumnya yang tetap terukir di hati penulis.

Kehilangan dan Kebangkitan Rohani: Penggunaan metafora cahaya putih cintanya yang tetap memancar di kalbu menggambarkan bahwa meskipun fisiknya tiada, warisan spiritual dan cintanya masih hidup dalam ingatan. Kematian di sini menjadi perpindahan ke dimensi lain, dan rohnya tetap hidup dalam kebaikan yang ditinggalkannya.

Struktur dan Bahasa Puisi: Puisi ini memiliki struktur yang sederhana tetapi memadukan kata-kata dengan indah untuk menyampaikan pesan yang mendalam. Gaya bahasa yang digunakan, seperti metafora, memberikan dimensi ekstra pada cerita, menciptakan gambaran yang kuat dan berkesan.

Simbolisme dan Metafora: Simbolisme pelabuhan seberang dan tidur di pangkuan Tuhan merujuk pada perjalanan menuju akhirat dan tempat damai setelah kematian. Metafora cahaya putih cinta menciptakan gambaran tentang warisan yang kekal dan membangkitkan rohani.

Dualitas Hidup dan Kematian: Puisi ini mengeksplorasi hubungan antara hidup dan kematian, menciptakan pemahaman bahwa kematian bukanlah akhir segalanya, tetapi perpindahan ke dimensi lain yang mungkin lebih abadi.

Puisi "Catatan di Pojok Taman" adalah puisi yang penuh dengan makna dan keindahan bahasa. Melalui perjalanan hidup dan kematian, puisi ini mengajak pembaca merenung tentang arti pengorbanan, kehilangan, dan keabadian cinta dan roh.

Ahmadun Yosi Herfanda
Puisi: Catatan di Pojok Taman
Karya: Ahmadun Yosi Herfanda

Biodata Ahmadun Yosi Herfanda:
  • Ahmadun Yosi Herfanda (kadang ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH) adalah seorang penulis puisi, cerpen, esai, sekaligus berprofesi sebagai jurnalis dan editor berkebangsaan Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Januari 1958.
  • Karya-karyanya pernah dimuat di berbagai media-media massa, semisal: Horison, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana, dan Ulumul Qur'an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.