Puisi: Surat Pembaca (Karya Agus R. Sarjono)

Puisi "Surat Pembaca" karya Agus R. Sarjono merupakan sebuah karya sastra yang menggambarkan keadaan alam dan perumpamaan manusia dalam kaitannya ....
Surat Pembaca


Redaksi yang terhormat
Izinkan saya menyampaikan keluhan
dan sedikit saran. Burung bangau
di tepi danau itu sudah sembilan malam
mencangkung sendirian, hingga katak
dan ikan-ikan tak berani bercinta
padahal purnama begitu indahnya.

Juga di tepi padang, sekuntum kembang
tersedu-sedu sendirian, sembilan lambaian
yang lalu tepat di tikungan jalan
ke arah hutan. Jingga kelopaknya terbiar
di sela belukar tanpa ada yang peduli
padahal setiap hari ia menghias diri
dengan embun pagi.

Saya sarankan agar remang rembulan
yang mengambang sendu
di sudut kolam itu disandingkan saja
dengan rusa remaja yang termangu
sendirian di tepian hutan, padahal
para pemburu sudah lama berlalu
membawa rusa jantan kasmaran
yang rubuh tersambar peluru.

Demikian surat saya, semoga ada
manfaatnya bagi pembaca 
maupun sepasang kupu-kupu 
yang terjebak di kaca jendela kamar,
padahal cuaca di luar 
begitu nyaman, sejuk, segar.


Sumber: Surat-Surat Kesunyian (2015)

Analisis Puisi:
Puisi "Surat Pembaca" karya Agus R. Sarjono merupakan sebuah karya sastra yang menggambarkan keadaan alam dan perumpamaan manusia dalam kaitannya dengan ketidakpedulian dan ketidakseimbangan dalam kehidupan. Dengan gaya bahasa yang lugas dan gambaran yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang ketidakharmonisan dan kurangnya perhatian terhadap lingkungan sekitar.

Latar Tempat dan Waktu: Puisi ini menggambarkan beberapa lokasi alam, seperti danau, padang, dan hutan, serta suasana malam purnama. Latar tempat dan waktu ini memberikan suasana yang tenang dan sejuk, tetapi dalam konteks puisi ini juga mencerminkan ketidakseimbangan dan ketidakpedulian.

Personifikasi Alam: Agus R. Sarjono menggunakan personifikasi untuk menggambarkan alam seperti burung bangau, katak, ikan-ikan, dan bunga. Burung bangau yang mencangkung sendirian, katak dan ikan-ikan yang tak berani bercinta, serta kembang yang tersedu-sedu sendirian mencerminkan kesepian dan ketidakharmonisan.

Perumpamaan Manusia: Melalui gambaran alam, puisi ini menyiratkan kondisi manusia yang juga bisa merasa kesepian dan terabaikan meskipun dalam situasi yang indah. Dalam hal ini, surat pembaca menjadi metafora untuk menggambarkan manusia yang mencoba menyampaikan keluhan dan saran, tetapi terkadang kurang diperhatikan.

Ketidakseimbangan dan Ketidakpedulian: Puisi ini menggambarkan ketidakseimbangan dan ketidakpedulian dalam kehidupan. Burung bangau, katak, ikan, dan bunga yang mencangkung, tersedu-sedu, dan terbiar menggambarkan bahwa lingkungan alam tidak berjalan sesuai dengan alaminya. Hal ini mencerminkan bahwa manusia sering kali tidak peduli terhadap lingkungan sekitar dan cenderung merasa terasing.

Puisi "Surat Pembaca" karya Agus R. Sarjono adalah sebuah refleksi tentang ketidakseimbangan dan ketidakpedulian dalam kehidupan manusia dan lingkungan. Melalui penggambaran alam dan perumpamaan manusia, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya menjaga harmoni dan kepedulian terhadap alam dan sesama manusia. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisi ini mengajak pembaca untuk lebih sensitif terhadap lingkungan dan hubungan antara manusia dan alam.

Agus R. Sarjono
Puisi: Surat Pembaca
Karya: Agus R. Sarjono

Biodata Agus R. Sarjono:
  • Agus R. Sarjono lahir pada tanggal 27 Juli 1962 di Ban­dung, Jawa Barat, Indonesia.
  • Agus R. Sarjono aktif menulis puisi, esai, cerpen, kritik, dan drama. Ia juga dikenal sebagai editor dan penerjemah.
© Sepenuhnya. All rights reserved.