Puisi: Ketika Umur Tambah Satu (Karya Kurniawan Junaedhie)

Puisi "Ketika Umur Tambah Satu" karya Kurniawan Junaedhie menggambarkan refleksi dan perasaan penulis saat bertambahnya usia, serta kehadiran dan ...
Ketika Umur Tambah Satu


Ketika umur tambah satu
Uban di rambut tumbuh seribu
Wajah ibu mulai tampak dalam pendar
dalam bayang kenangan
Tampak muda, dan jelita
Wajah yang hidup dalam sanubari
Aduh  ibu, aku sayang kamu

Ketika umur tambah satu
Makin dekat jarak ke akhirat
Surga atau neraka
Dan wajah ibu mulai tampak dalam pendar
dalam bayang kenangan
Melambai penuh kasih sayang
Aduh ibu, aku cinta kamu

Ketika umur tambah satu
Aku mulai kenal nama-nama malaikat
Jibril, Munkar. Nankir, Israil
Apalagi yang akan kautanya?
Dan wajah ibu mulai tampak dalam pendar
dalam bayang kenangan
Mengajakku berkasih sayang
Aduh ibu, aku ikut kamu.

24 November 2008

Sumber: Perempuan dalam Secangkir Kopi (2010)

Analisis Puisi:
Puisi adalah ungkapan batin yang indah dan menggugah hati. Puisi "Ketika Umur Tambah Satu" karya Kurniawan Junaedhie menggambarkan refleksi dan perasaan penulis saat bertambahnya usia, serta kehadiran dan kedekatannya dengan ibu.

Pentingnya Ibu dan Kenangan: Puisi ini menggambarkan rasa cinta dan penghargaan penulis terhadap ibunya. Ketika umur penulis tambah satu, ia melihat uban di rambutnya tumbuh, namun dalam bayang kenangan, wajah ibu tampak muda, jelita, dan hidup dalam sanubari. Ini menunjukkan betapa pentingnya ibu dalam kehidupan penulis dan bagaimana kenangan tentang ibu memberikan kehangatan dan kebahagiaan. Penulis juga menyatakan cinta dan kasih sayangnya kepada ibu, mengekspresikan perasaan yang mendalam.

Kedekatan dengan Kematian: Puisi ini juga menyentuh tema kedekatan dengan kematian. Dengan bertambahnya usia, penulis merasa semakin dekat dengan akhirat, suatu tempat di mana ia akan menghadapi surga atau neraka. Dalam bayang kenangan, wajah ibu tampak melambai dengan kasih sayang. Ini mencerminkan pemahaman penulis akan keterbatasan hidup dan perjalanan menuju akhirat. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti hidup, tujuan, dan persiapan menghadapi kematian.

Pemahaman tentang Spiritualitas: Puisi ini menyinggung pemahaman penulis tentang spiritualitas dan kehadiran malaikat. Penulis mulai mengenal nama-nama malaikat seperti Jibril, Munkar, Nankir, dan Israil. Puisi ini mengajak pembaca untuk mempertanyakan apakah ada pertanyaan lain yang akan ditanyakan penulis kepada ibu, dan menunjukkan rasa keterikatan dan rasa ingin tahu penulis tentang aspek spiritual dalam hidup. Pada akhirnya, wajah ibu tetap hadir, membawa kehangatan dan kasih sayang, serta mengajak penulis untuk saling mencintai.

Puisi "Ketika Umur Tambah Satu" karya Kurniawan Junaedhie adalah sebuah ungkapan perasaan yang indah dan menggugah hati tentang cinta, keluarga, dan pemahaman tentang hidup dan kematian. Melalui puisinya, penulis menunjukkan rasa cinta dan penghargaannya kepada ibu serta merenungkan makna kehidupan dan kedekatan dengan spiritualitas. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung dan menghargai hubungan keluarga, menghormati ibu, dan memahami perjalanan hidup yang penuh dengan cinta dan pengertian.

Kurniawan Junaedhie
Puisi: Ketika Umur Tambah Satu
Karya: Kurniawan Junaedhie

Biodata Kurniawan Junaedhie:
  • Kurniawan Junaedhie lahir pada tanggal 24 November 1956 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.