Puisi: Rumus Kristiani (Karya Remy Sylado)

Puisi "Rumus Kristiani" karya Remy Sylado mengajak pembaca untuk merenungkan makna sejati dari keagamaan dan menghindari jatuh ke dalam praktik ....
Rumus Kristiani


Setiap
hari natal
kristen
jadi gatal.

Bicara
tahun baru
bicara
baju baru.

Mencari
roh kudus
ketemu
roh kudis.

'Pabila
tidak susah
gereja
tidak usah.

Setelah
datang kesusahan
barulah
senang ingat Tuhan.


Analisis Puisi:
Puisi "Rumus Kristiani" karya Remy Sylado adalah sebuah karya yang sederhana namun sarat dengan sindiran dan ironi terhadap praktik keagamaan, terutama dalam konteks perayaan Natal dan tahun baru. Penyair dengan cermat menggunakan kata-kata yang singkat untuk menyampaikan pesan yang tajam.

Ironi dalam Perayaan Natal: Puisi ini dibuka dengan penggambaran ironis tentang perayaan Natal. Kata-kata "setiap hari natal kristen jadi gatal" menciptakan gambaran humor dan menggugah tawa, tetapi di balik kata-kata tersebut, terkandung kritik terhadap mungkin sekadar formalitas dalam perayaan keagamaan.

Tahun Baru dan Fokus pada Baju Baru: Puisi menyindir kecenderungan orang untuk lebih memikirkan "baju baru" daripada makna sejati dari perayaan tahun baru. Hal ini menciptakan citra konsumerisme dan kekosongan spiritual di tengah perayaan yang seharusnya sarat dengan refleksi dan harapan baru.

Mencari Roh Kudus dan Menemui Roh Kudis: Penggunaan permainan kata-kata antara "roh kudus" dan "roh kudis" menciptakan ironi dan sindiran terhadap kehidupan rohaniah yang mungkin terasa hampa atau tercemar oleh praktik-praktik yang tidak sejalan dengan nilai-nilai agama.

Gereja Tidak Diperlukan Jika Tidak Susah: Puisi ini mengungkapkan pandangan kritis terhadap kehadiran di gereja. Penyair menyatakan bahwa gereja tidak diperlukan jika tidak ada kesulitan. Ini menciptakan gambaran tentang kecenderungan manusia untuk hanya mengingat Tuhan ketika menghadapi kesulitan, bukan sebagai suatu kebutuhan sehari-hari.

Senang Ingat Tuhan Setelah Kesulitan: Pernyataan terakhir puisi menekankan bahwa manusia cenderung baru "senang ingat Tuhan" setelah mengalami kesulitan. Ini menciptakan gambaran tentang bagaimana keagamaan kadang-kadang dianggap sebagai suatu solusi terakhir ketika segala sesuatunya sulit.

Gaya Bahasa Sederhana dan Singkat: Penyair menggunakan gaya bahasa yang sederhana dan singkat untuk menyampaikan pesannya. Pemilihan kata yang tepat dan padat menciptakan kesan ringan, namun kejutan terdapat dalam makna yang lebih dalam yang dapat diambil pembaca.

Puisi "Rumus Kristiani" adalah karya yang memberikan gambaran ironis terhadap praktik keagamaan, khususnya dalam konteks perayaan Natal dan tahun baru. Remy Sylado berhasil menyampaikan kritiknya terhadap formalitas dan kurangnya makna yang serius dalam perayaan-perayaan keagamaan tersebut. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna sejati dari keagamaan dan menghindari jatuh ke dalam praktik-praktik yang hanya bersifat ritualistik dan formal.

Puisi Remy Sylado
Puisi: Rumus Kristiani
Karya: Remy Sylado
© Sepenuhnya. All rights reserved.