Puisi: Pagi (Karya Amal Hamzah)

Puisi "Pagi" karya Amal Hamzah mengekspresikan keheningan dan ketenangan di dalam suasana pagi yang mendung.
Pagi


Azan Mualim sunyi membumbung
di suasana pagi hari mendung
memanggil umat berhening diri
sujud khidmat pada ilahi.

Aku tergolek di tempat tidurku
menghempas badan kanan dan kiri
mengenang nasib tak pernah bertuju
hampir bertuju kulepaskan mesti.

Sejuk sedap suara seruan
menghimbau engkau di langit tinggi
sekejap lenyap segala deritaan
dalam mendengar pujaan seni.

Tergenang melimpah kedua mataku
mendengar suara mualim sunyi
di atas menara tegak berdiri
menyeru Allah di waktu pagi.

Ingin aku menjadi suara
di pagi waktu menjelang hari
naik meninggi ke cerpu Ilahi ....

Hatiku, hatiku,
kalau lemah merapuh gelas,
kalau keras, menyama baja ....

Sumber: Pembebasan Pertama (1949)

Analisis Puisi:
Puisi "Pagi" karya Amal Hamzah adalah refleksi tentang pagi yang mendung dengan adzan mualim yang meresap ke dalam suasana tenang.

Keindahan Pagi yang Mendung: Penyair mengekspresikan keheningan dan ketenangan di dalam suasana pagi yang mendung. Gambaran azan mualim yang memanggil umat untuk beribadah memberikan latar belakang spiritual yang tenang pada keseluruhan suasana.

Sentuhan Spiritual: Adzan mualim yang disebutkan dalam puisi menciptakan rasa kerendahan hati dan keterikatan dengan ilahi. Sentuhan spiritualitas dari panggilan tersebut terasa begitu kuat, menyelubungi suasana pagi yang digambarkan oleh penyair.

Perenungan Pribadi: Penyair menyampaikan perenungan pribadinya saat ia terbangun di pagi hari. Merenungkan takdir, keberadaan, dan kekuatan pada saat ia mendengar panggilan spiritual menunjukkan betapa kekuatan spiritual bisa membawa ketenangan dalam pikiran seseorang.

Keseimbangan Hati dan Jiwa: Puisi ini mengekspresikan keinginan untuk menjadi bagian dari keheningan spiritual yang meresap di pagi hari. Ada kerinduan dan keinginan untuk menjadi bagian dari kesucian dan ketenangan yang datang dari panggilan adzan.

Kontras Antara Keheningan dan Kekuatan: Penyair menunjukkan kontras antara kelemahan dan kekuatan dalam hati seseorang. Hal ini terlihat dari perasaan yang bisa rapuh seperti gelas, namun juga dapat kuat layaknya baja, menggambarkan dinamika perasaan di dalam hatinya.

Puisi "Pagi" adalah puisi yang memadukan keheningan pagi, spiritualitas, dan perenungan pribadi. Menyajikan suasana yang tenang dan spiritual, puisi ini mengekspresikan keinginan seseorang untuk menyatu dengan panggilan spiritual yang hadir di pagi hari.

Amal Hamzah
Puisi: Pagi
Karya: Amal Hamzah

Biodata Amal Hamzah:
  • Amal Hamzah lahir pada tanggal 31 Agustus 1922 di Binjai, Langkat, Sumatra Utara.
  • Amal Hamzah meninggal dunia pada tanggal 30 Juli 1987 di Duisdorf, Jerman Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.