Sumber: Pembebasan Pertama (1949)
Analisis Puisi:
Puisi "Sembrono" karya Amal Hamzah menggambarkan seseorang yang, meskipun mengetahui betapa berbahayanya suatu tindakan, tetap melakukannya dengan sembrono.
Kesadaran akan Bahaya: Penyair menyadari akan bahaya yang mungkin terjadi jika ia terus melanjutkan perbuatannya. Ia menggambarkan lereng ngarai yang curam sebagai metafora dari potensi bahaya yang menanti.
Ketidakpedulian dan Kebiasaan Berani: Dalam ungkapan "Tapi aku orang sembrono, bermain bersenda dengan neraka!", ia mengekspresikan ketidakpedulian dan keberanian yang terkadang mungkin kurang bijaksana. Ia terus melakukan tindakan yang berbahaya atau berisiko, meskipun sadar akan konsekuensinya.
Pemberontakan terhadap Kebijaksanaan: Penyair menyatakan bahwa ia mengambil risiko dan menantang bahaya dengan keberanian yang mungkin di luar kebijaksanaan. Ia mencela ajaran suci dan janji-janji tentang kebahagiaan di masa mendatang.
Pertukaran Singkat: Di baris terakhir, ia menunjukkan bahwa ia dengan sengaja menukar momen kebahagiaan sesaat dengan kemungkinan konsekuensi buruk di masa depan.
Puisi "Sembrono" mencerminkan sikap penyair yang menunjukkan keberanian dalam menghadapi bahaya, meskipun ia sadar akan konsekuensi yang mungkin terjadi. Ia terlihat sebagai seseorang yang nekat dan berani, bahkan saat sadar akan risiko yang dihadapi. Penyair mengekspresikan sikap tegasnya terhadap kehidupan dan prinsipnya, yang tidak terlalu mempedulikan risiko yang ada.
Karya: Amal Hamzah
Biodata Amal Hamzah:
- Amal Hamzah lahir pada tanggal 31 Agustus 1922 di Binjai, Langkat, Sumatra Utara.
- Amal Hamzah meninggal dunia pada tanggal 30 Juli 1987 di Duisdorf, Jerman Barat.