Puisi: Tanah Air (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Tanah Air" karya Ajip Rosidi adalah sebuah karya yang membangkitkan perasaan cinta dan keindahan terhadap Tanah Air, Indonesia. Puisi ini ....
Tanah Air (1)

Ada hijau pegunungan
Ada biru lautan
Ada hijau
Ada biru
Langit dan hatiku

Adalah aku pucuk tatapan
Ada pucuk
Ada tatapan
Ada pucuk senapan
Mengarah ke dadaku

Hijau pegunungan biru lautan
Bukannya harapan adalah ketakutan
Hijau pegunungan biru lautan
Bukanlah ketentraman adalah ancaman

Adalah karena cintaku
Adalah karena kucinta
Langit merah jalan berdebu
Rumah musnah jalan terbuka

Bunga merah bunga biru
Kembang wĕra kembang jayanti
Tanah yang kujejak rindu
Kan kurangkum dalam mati

Sumber: Cari Muatan (1959)

Tanah Air (2)

Seorang putri cantik tertidur
Rambutnya indah sepanjang khatulistiwa membujur
Rambut hitam terbantun ombak

Gelung-bergelung, berkilauan mandi sinar mentari
Tangannya lengkung memeluk
Keindahan lembah Priangan

Mengalir dari urat-uratnya impian abadi manusia
Dan bibir indah seolah dalam nyenyaknya
Yang terletak dalam lengkung buah dada

Di mana silang-siur kapal, membongkar dan memunggah
Dalam sungai paling panjang di Kalimantan

Serta dalam lautan paling dalam di Banda
Dalam hutan paling lebat Sumatra
Serta dalam lembah paling curam di Tanah Sunda
Terbayang alam, semesta depan manusia
Begitu indah, putri yang tidur

Begitu nyenyak, begitu lama tak ingat diri
Nafasnya mengalun, memecah di pantai landai
Tenang naik-turun, tapi begitu nyenyak ia!

1957

Sumber: Surat Cinta Enday Rasidin (1960)

Analisis Puisi:
Puisi "Tanah Air" karya Ajip Rosidi adalah sebuah karya yang membangkitkan perasaan cinta dan keindahan terhadap Tanah Air, Indonesia. Puisi ini terdiri dari dua bagian yang menggambarkan keindahan alam dan kekayaan budaya Indonesia.

Keindahan Alam Indonesia: Puisi ini menggambarkan keindahan alam Indonesia dengan berbagai elemen seperti hijau pegunungan dan biru lautan. Penggambaran ini menunjukkan keragaman dan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia, mulai dari pegunungan hingga lautan.

Identitas Nasional dan Cinta Tanah Air: Penekanan pada kalimat "Langit dan hatiku" menggambarkan ikatan emosional penulis dengan Tanah Air, menegaskan bahwa identitas nasional dan cinta terhadap Tanah Air sangatlah kuat. Cinta yang mendalam terhadap Tanah Air tercermin dalam ungkapan "Adalah karena cintaku, Adalah karena kucinta." Puisi ini menunjukkan bahwa cinta pada Tanah Air tak hanya berasal dari keterikatan fisik tapi juga dari hati yang mencintai.

Rasa Ketakutan dan Ancaman: Meskipun dihadapkan pada keindahan alam, puisi ini juga menyiratkan rasa ketakutan dan ancaman. Hal ini tercermin dari baris "Bukanlah ketentraman adalah ancaman." Penggunaan kontras ini menunjukkan bahwa meskipun keindahan alam ada, ada juga tantangan dan masalah yang menghadang.

Kekayaan Budaya Indonesia: Puisi "Tanah Air" (bagian kedua) juga menggambarkan kekayaan budaya Indonesia dengan menyebutkan berbagai tempat di Indonesia seperti lembah Priangan, sungai di Kalimantan, laut di Banda, hutan di Sumatra, dan lembah di Tanah Sunda. Penggambaran ini mengingatkan pembaca akan kekayaan budaya, alam, dan geografi Indonesia yang begitu beragam.

Penggunaan Bahasa dan Gaya Penulisan: Puisi ini ditulis dengan bahasa yang sederhana namun kuat dalam menggugah perasaan. Penggunaan metafora seperti "putri yang tidur" untuk menggambarkan keindahan alam Indonesia memberikan daya tarik tersendiri bagi pembaca.

Puisi "Tanah Air" karya Ajip Rosidi adalah sebuah karya yang menggambarkan keindahan alam dan kekayaan budaya Indonesia. Penulis dengan penuh cinta menggambarkan keindahan alam Indonesia, tetapi juga tidak melupakan tantangan dan masalah yang ada. Puisi ini mengajak pembaca untuk menghargai dan mencintai Tanah Air dengan segala kekayaan dan keindahannya.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Tanah Air
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.