Puisi: Desember (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Desember" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang menghadirkan suasana introspeksi, kerinduan, dan refleksi pada akhir ....
Sajak Desember


kutanggalkan mantel serta topiku yang tua
ketika daun penanggalan gugur
lewat tengah malam. kemudian kuhitung
hutang-hutangku pada-Mu

mendadak terasa: betapa miskinnya diriku;
di luar hujan pun masih kudengar
dari celah-celah jendela. Ada yang terbaring
di kursi letih sekali

masih patutkah kuhitung segala milikku
selembar celana dan selembar baju
ketika kusebut berulang nama-Mu; taram-
temaram bayang, bianglala itu

1961

Sumber: Mata Pisau (1974)

Analisis Puisi:
Puisi "Desember" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang menghadirkan suasana introspeksi, kerinduan, dan refleksi pada akhir tahun. Dalam puisi ini, penyair menggambarkan perasaan melalui gambaran-gambaran alam dan batin.

Tema Utama: Tema utama dalam puisi ini adalah refleksi diri, kerinduan, dan penghentian untuk merenung pada akhir tahun. Puisi ini mencerminkan momen introspeksi dan penilaian atas apa yang telah dilalui dan ditemui selama tahun yang berlalu.

Gambaran Alam dan Batin: Penyair menggunakan gambaran alam, seperti daun penanggalan yang gugur dan hujan yang masih terdengar dari celah jendela, untuk menciptakan suasana dan membingkai perasaan dalam puisi ini. Gambaran alam ini menjadi metafora bagi perasaan dalam diri, yang merujuk pada perubahan dan kerinduan yang melibatkan kedalaman emosional.

Perasaan Miskin dan Kerinduan: Melalui kata-kata seperti "miskinnya diriku" dan "ada yang terbaring di kursi letih sekali," penyair mengungkapkan perasaan keterbatasan dan kelelahan yang terjadi pada akhir tahun. Kerinduan dan kebutuhan untuk melepaskan diri dari beban juga terasa kuat dalam puisi ini.

Hubungan dengan Tuhan: Puisi ini mengekspresikan hubungan penyair dengan Tuhan melalui frasa "kutanggalkan mantel serta topiku yang tua" dan "hutang-hutangku pada-Mu." Ini menggambarkan proses membersihkan diri, menghitung kembali langkah-langkah dan hubungan dengan yang lebih tinggi.

Puisi "Desember" karya Sapardi Djoko Damono menghadirkan perasaan introspeksi, kerinduan, dan refleksi pada akhir tahun. Melalui gambaran alam dan batin, penyair menggambarkan momen introspeksi dalam suasana akhir tahun yang memberikan kesempatan bagi pembaca untuk merenungkan perjalanan hidup dan hubungan dengan Tuhan. Puisi ini menunjukkan kepekaan penyair terhadap makna dan emosi yang terkandung dalam momen-momen kehidupan.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Desember
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.