Puisi: Kota Itu Bernama Jepara (Karya Diah Hadaning)

Puisi: Kota itu Bernama Jepara Karya: Diah Hadaning
Kota Itu Bernama Jepara (1)


Masih kurasakan anginnya
berdesir
di pohon mahoni tua
mengabarkan
kejadian melanda hari-hari
melanda nusa
dan nasib anak negeri
Jepara
pohon kotamu
luka masa lalu.

Sebuah perjalanan panjang
bikin diri lupa pulang.

Donoroso dan Donorojo
masih menunggu
sementara Ibu Agung
diam-diam menyimakku.


Kota Itu Bernama Jepara (2)


Masih kurasakan ombaknya
berdeburan tengah malam
saat musim pancaroba
mengabarkan
arus-arus perubahan
mengalir
dari empat mata angin
Jepara 
ombak lautmu
mimpi masa lalu.

Sebuah renungan panjang
bikin jiwa di awang-awang
kubayangkan 
kota kian tua jua
tapi aku
belum selesai mencari.


Jepara, Juli 1998

Analisis Puisi:
Jepara, sebuah kota yang terletak di pesisir utara Pulau Jawa, menyimpan kekayaan dan keindahan yang tak terhingga. Dalam karya puisi "Kota Itu Bernama Jepara" karya Diah Hadaning, penulis menggambarkan dengan indah dan penuh nostalgia pesona kota ini. Puisi ini mencerminkan suasana hati penulis yang merindukan Jepara dan mengeksplorasi keindahan alam serta memori masa lalu yang tak terlupakan.

Dalam bait pertama, penulis merasakan angin Jepara yang berdesir di pohon mahoni tua. Angin itu sebagai pesan yang membawa cerita tentang kejadian yang melanda hari-hari dan juga nasib anak negeri. Pohon kotamu, Jepara, mencerminkan luka masa lalu yang masih terasa. Penulis mengungkapkan perjalanan panjang yang membuat dirinya lupa akan pulang ke kota ini. Donoroso dan Donorojo, dua tempat yang masih menunggu, dan Ibu Agung, yang diam-diam menyimak penulis, melengkapi latar kehidupan di Jepara yang misterius.

Bait kedua menggambarkan pengalaman penulis dengan ombak Jepara yang berdeburan tengah malam saat musim pancaroba. Ombak ini mengabarkan arus perubahan yang mengalir dari empat mata angin, mengingatkan penulis akan mimpi-mimpi masa lalu. Dalam renungan panjangnya, penulis membayangkan bahwa kota ini semakin tua, tetapi dirinya belum selesai mencari.

Melalui penggambaran alam yang indah dan pengenangan masa lalu, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kekayaan dan keindahan kota Jepara. Diah Hadaning dengan kepiawaian dalam penggunaan kata-kata menciptakan nuansa yang memukau, seakan-akan memasukkan pembaca ke dalam perjalanan melintasi waktu dan ruang di Jepara.

Puisi ini juga mengundang kita untuk memahami dan menghargai sejarah kota Jepara serta warisan budaya yang ada di dalamnya. Dengan sentuhan nostalgia, penulis membuka pintu bagi kita untuk menjelajahi keindahan kota yang kian tua, tetapi penuh dengan pesona dan kejutan.

Dalam keseluruhan puisi, Diah Hadaning dengan penuh kelembutan dan keindahan menggambarkan Jepara sebagai kota yang menyimpan kenangan dan cerita. Ia berhasil mengajak pembaca untuk merenung, mengeksplorasi, dan menghargai keberadaan kota ini. Puisi "Kota Itu Bernama Jepara" membangkitkan rasa cinta dan rindu yang mendalam terhadap tempat yang kita sebut rumah, serta mengingatkan kita akan kekuatan dan keajaiban puisi dalam mengabadikan keindahan dunia di sekeliling kita.

Puisi Kota itu Bernama Jepara
Puisi: Kota itu Bernama Jepara
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.