Analisis Puisi:
Puisi "Sepasang Mempelai" karya D. Zawawi Imron menggambarkan momen pernikahan dengan bahasa yang penuh simbolisme dan imaji. Puisi ini menggambarkan perasaan, harapan, dan kesucian dalam momen pernikahan.
Simbolisme Bulan dan Sunyi: Puisi dimulai dengan penggambaran bulan yang sembunyi, mewakili keheningan dan ketenangan yang ada dalam momen pernikahan. Sunyi di sini juga menjadi saksi dari momen penting ini, menggambarkan perasaan yang mendalam.
Persembahan dalam Adat: Puisi mengacu pada adat dan tradisi dengan menyebutkan detik-detik menunggu kelanjutan sabda leluhur yang agung. Ini menyoroti pentingnya adat dan ritual dalam momen pernikahan.
Simbolisme Ranjang dan Kalaras: Penyair menggambarkan persiapan ranjang pernikahan, tetapi dalam bahasa yang tidak langsung. "Kalaras" yang tidak bergoyang dan tidak berbisik merujuk pada ketenangan dan kestabilan dalam hubungan pernikahan.
Kiai Poleng: Munculnya tokoh Kiai Poleng memberikan dimensi spiritual pada puisi. Kiai Poleng yang bijaksana, menunjukkan bimbingan spiritual.
Pertanyaan dalam Kebersamaan: Puisi ini menggambarkan sebuah pertanyaan yang diucapkan oleh sunyi, langit, dan bahkan Nyiur gading dan nyiur bulan. Ini menciptakan suasana introspeksi dan refleksi dalam momen pernikahan.
Simbolisme Biji Siwalan: Biji siwalan muda yang mengubah warna dunia dan membuka sebuah telaga mewakili kesucian, kepolosan, dan keindahan yang terkandung dalam hubungan pernikahan.
Sentuhan Pertama dan Simbolisme Kijang: Gambaran sentuhan pertama di atas ubun-ubun batu ampar dan anak kijang di atas rumputan merepresentasikan momen intim dan kepolosan dalam hubungan mempelai baru.
Penerimaan Kepasrahan: Kiai Poleng mengidung di atas bubungan, menggambarkan pengakuan dan penerimaan pernikahan oleh lingkungan dan spiritualitas.
Perpaduan antara Masa Lalu dan Masa Depan: Penyair menggambarkan perpaduan antara masa lalu dan masa depan dalam hubungan pernikahan. Yang genap telah ganjil dan yang ganjil telah genap menyoroti persatuan dan kebulatan dalam hubungan.
Harapan dan Kekekalan: Puisi berakhir dengan harapan yang mengarah pada kekekalan dan keindahan dalam hubungan. "Kekalnya butiran mimpi" menggambarkan cita-cita yang diharapkan tetap berlanjut dalam perjalanan hidup mereka bersama.
Puisi "Sepasang Mempelai" karya D. Zawawi Imron adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan momen pernikahan dengan menggunakan bahasa simbolis dan imaji. Puisi ini merangkum perasaan, harapan, dan makna dalam hubungan pernikahan dengan cara yang mendalam dan penuh keindahan. Melalui penggunaan imaji yang kaya dan simbolisme yang dalam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai dan keindahan dalam momen pernikahan.
Puisi: Sepasang Mempelai
Karya: D. Zawawi Imron
Biodata D. Zawawi Imron:
- D. Zawawi Imron lahir pada tanggal 1 Januari 1945 di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.