Puisi: Teratai (Karya Sanusi Pane)

Puisi "Teratai" karya Sanusi Pane bukan hanya sebuah deskripsi tentang keindahan bunga, melainkan juga simbolisme yang mendalam. Penyair ...
Teratai
(Kepada Ki Hadjar Dewantara)

Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai:
Tersembunyi kembang indah permai,
Tidak terlihat orang yang lalu.

Akarnya tumbuh di hati dunia,
Daun berseri Laksmi mengarang:
Biarpun ia diabaikan orang,
Seroja kembang gemilang mulia.

Teruslah, o Teratai Bahagia,
Berseri di kebun Indonesia,
Biar sedikit penjaga taman.

Biarpun engkau tidak dilihat
Biarpun engkau tidak diminat,
Engkau pun turut menjaga Zaman.


Sumber: Madah Kelana (1931)

Analisis Puisi:
Puisi "Teratai" karya Sanusi Pane adalah sebuah karya sastra yang indah, menggambarkan kecantikan dan makna simbolis dari seorang teratai. Dalam puisi ini, teratai dianggap sebagai simbol keindahan dan kebermaknaan yang muncul di tengah-tengah kebun, menciptakan perbandingan antara keberadaannya yang tersembunyi dengan kehidupan sehari-hari.

Simbolisme Teratai: Teratai dalam puisi ini tidak hanya dianggap sebagai bunga biasa, melainkan sebagai simbol yang sarat makna. Akar teratai yang tumbuh di "hati dunia" menciptakan hubungan simbolis antara bunga ini dan aspek-aspek kehidupan yang lebih dalam dan universal. Teratai juga diidentifikasi dengan Laksmi, dewi keberuntungan dan kemakmuran dalam mitologi Hindu.

Ketersembunyian dan Kecantikan: Penyair menekankan bahwa teratai tersembunyi, tidak terlihat oleh orang yang lalu. Meskipun demikian, keberadaannya tetap memberikan keindahan yang tak terlihat oleh mata kasual. Hal ini menciptakan kontras antara kecantikan yang tersembunyi dengan kurangnya perhatian manusia terhadap hal-hal yang bersifat indah dan bernilai.

Metafora untuk Kebangsaan: Puisi ini dapat dimaknai sebagai metafora untuk keadaan kebangsaan atau kebudayaan Indonesia. Teratai dikecualikan dan diabaikan oleh orang-orang yang lewat, mencerminkan kurangnya kesadaran akan kekayaan budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Meskipun begitu, teratai tetap berseri dan gemilang, menunjukkan keberlanjutan dan keagungan budaya meskipun diabaikan.

Pesan Pemeliharaan dan Penjagaan: Penyair mengajak untuk terus menjaga teratai bahagia, melihatnya berseri di kebun Indonesia. Meskipun penjagaan mungkin sedikit, namun tetap penting untuk menjaga keberlanjutan dan keindahan. Ini juga bisa diartikan sebagai seruan untuk menjaga kekayaan budaya dan alam Indonesia.

Perbandingan Dengan Penjaga Taman: Penyair menyinggung tentang "sedikit penjaga taman." Ini bisa diartikan sebagai perbandingan dengan orang-orang yang harus bertanggung jawab atas menjaganya. Mungkin penyair ingin menyampaikan pesan bahwa meskipun jumlah penjaga taman terbatas, tetapi mereka memiliki tanggung jawab untuk merawat keindahan dan keberlanjutan.

Gaya Bahasa dan Ritme: Gaya bahasa dalam puisi ini sederhana namun kuat. Pilihan kata yang indah dan imaji yang kuat memperkuat keindahan teratai sebagai simbol dalam puisi.

Puisi "Teratai" karya Sanusi Pane bukan hanya sebuah deskripsi tentang keindahan bunga, melainkan juga simbolisme yang mendalam. Penyair menggunakan teratai sebagai metafora untuk kehidupan, keberlanjutan, dan kebermaknaan dalam konteks budaya dan kebangsaan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang keindahan yang mungkin tersembunyi di sekitar kita dan pentingnya menjaga dan mengapresiasi keindahan tersebut.

Sanusi Pane
Puisi: Teratai
Karya: Sanusi Pane

Biodata Sanusi Pane:
  • Sanusi Pane lahir pada tanggal 1 Agustus 1905 di Sungai Puar, Sumatra Barat, Indonesia.
  • Ia adalah seorang sastrawan, politisi, dan intelektual Indonesia yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia sastra Indonesia pada pertengahan abad ke-20.
  • Sanusi Pane meninggal dunia pada tanggal 2 April 1968 2 Januari 1968 (pada usia 62) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.