Puisi: Badak (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Badak" karya Taufiq Ismail menggambarkan secara visual dan deskriptif tentang karakteristik fisik badak serta sifat-sifatnya.
Badak


Badak itu hewan terkenal karena tiga perihal
Pertama karena kulit badannya yang amatlah tebal
Kedua karena hidungnya bertanduk satu, cula namanya
Ketiga karena gemuk terlalu, sampai empat ton beratnya

Akan hal wajahnya, cantik tidak gagah pun bukan
Juga tidak lucu, nampaknya agak pemarah malahan
Tetapi dia tidak menyerang orang bila disakiti atau dikejuti
Kulitnya keras seperti kayu, tebalnya lima senti

Tanduk hidungnya itu bernama cula, bisa berbahaya
Bila orang diseruduk, karena larinya kencang pula
Secepat mobil yang ngebut 50 kilometer satu jam
Tapi serudukannya sering meleset, karena matanya tidak tajam

Si gendut badak ini gemar betul berkubang di lumpur
Karena dia senang bersejuk-sejuk walaupun kotor berlumpur
Penciuman hidungnya tajam tapi pandangan matanya kabur
Sahabatnya burung-burung sering bertengger di atas punggung

Di dunia tidak banyak lagi hewan bernama badak itu
Ada di Afrika, di Asia dan juga di negara kita
Karena itu tidak boleh habis karena ditembak pemburu
Biarlah makhluk ini jadi kekayaan rimba Indonesia.


Sumber: Kenalkan, Saya Hewan (1976)

Analisis Puisi:
Puisi "Badak" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya yang menggambarkan secara visual dan deskriptif tentang karakteristik fisik badak serta sifat-sifatnya. Dalam puisi ini, Taufiq Ismail menggambarkan badak sebagai hewan yang memiliki ciri khas yang unik, dari kulitnya yang tebal hingga perilaku serta lingkungannya.

Simbolisme dan Metafora: Puisi ini menggunakan badak sebagai metafora untuk melambangkan keadaan atau makna yang lebih dalam. Kulit tebal badak dapat diinterpretasikan sebagai perlambangan kekuatan atau ketahanan seseorang dalam menghadapi kesulitan. Begitu juga dengan cula badak yang bisa berbahaya, bisa diartikan sebagai simbol dari kekuatan atau potensi yang dimiliki seseorang.

Deskripsi Fisik dan Sifat Badak: Taufiq Ismail menggambarkan fisik badak dengan detail, seperti kulitnya yang tebal, hidung yang bertanduk, gemuk, dan sifat-sifatnya yang terlihat serius dan pemarah. Namun, di sisi lain, badak juga digambarkan sebagai makhluk yang tidak menyerang tanpa alasan, melainkan hanya sebagai respons terhadap serangan atau gangguan.

Kontras antara Fisik dan Sifat Inner: Meskipun fisiknya mungkin terlihat ganas atau serius, namun ada kelembutan yang tersembunyi di dalam sifat badak. Meskipun memiliki kemampuan untuk melukai, ia cenderung menjaga dirinya sendiri, menikmati kesenangan sederhana seperti berkubang di lumpur, dan bahkan bersahabat dengan burung-burung.

Pesan Lingkungan dan Perlindungan Satwa Liar: Puisi ini juga memberikan pesan penting tentang pelestarian satwa liar, menyuarakan perlunya menjaga hewan-hewan langka seperti badak dari pemburu atau ancaman lain yang bisa menyebabkan kepunahan.

Penutup yang Mendorong Perlindungan Alam: Dengan menekankan bahwa badak adalah kekayaan rimba Indonesia, Taufiq Ismail secara tidak langsung mengajak pembaca untuk bertanggung jawab dalam melestarikan lingkungan alam dan satwa liar, sebagai bagian tak terpisahkan dari kekayaan bangsa.

Puisi "Badak" tidak hanya menggambarkan karakteristik fisik badak secara rinci, tetapi juga menggali sisi-sisi psikologis dan perilaku hewan tersebut. Lebih dari sekadar deskripsi, puisi ini mengajak kita untuk merenungkan pentingnya menjaga keberadaan spesies langka serta perlindungan alam secara keseluruhan.

Puisi ini memberikan sudut pandang yang kaya akan makna dan mengajak pembaca untuk lebih peduli terhadap pelestarian lingkungan hidup serta keanekaragaman hayati yang ada di sekitar kita.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Badak
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.