Puisi: Seorang Tukang Rambutan pada Istrinya (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Seorang Tukang Rambutan pada Istrinya" oleh Taufiq Ismail adalah sebuah karya yang penuh dengan gambaran sosial dan perasaan tukang rambutan ..
Seorang Tukang Rambutan pada Istrinya


"Tadi siang ada yang mati,
Dan yang mengantar banyak sekali"
Ya. Mahasiswa-mahasiswa itu. Anak-anak sekolah
Yang dulu berteriak: dua ratus, dua ratus!
Sampai bensin juga turun harganya
Sampai kita bisa naik bis pasar yang murah pula
Mereka kehausan dalam panas bukan main
Terbakar muka di atas truk terbuka.

Saya lemparkan sepuluh ikat rambutan kita, bu
Biarlah sepuluh ikat juga
Memang sudah rezeki mereka
Mereka berteriak-teriak kegirangan dan berebutan
Seperti anak-anak kecil
"Hidup tukang rambutan! Hidup tukang rambutan"
Dan menyoraki saya. Betul bu, menyoraki saya
Dan ada yang turun dari truk, bu
Mengejar dan menyalami saya
"Hidup pak rambutan!" sorak mereka
Saya dipanggul dan diarak-arak sebentar
"Hidup pak rambutan!" sorak mereka
"Terima kasih, pak, terima kasih!
Bapak setuju kami, bukan?"
Saya mengangguk-angguk. Tak bisa bicara
"Doakan perjuangan kami, pak,"
Mereka naik truk kembali
Masih meneriakkan terima kasih mereka
"Hidup pak rambutan! Hidup rakyat!"
Saya tersedu, bu. Saya tersedu
Belum pernah seumur hidup
Orang berterima-kasih begitu jujurnya
Pada orang kecil seperti kita.


1966

Sumber: Tirani dan Benteng (1993)

Analisis Puisi:
Puisi "Seorang Tukang Rambutan pada Istrinya" oleh Taufiq Ismail adalah sebuah karya yang penuh dengan gambaran sosial dan perasaan tukang rambutan yang menghadapi apresiasi tulus dari para mahasiswa dan anak-anak sekolah. Puisi ini mengungkapkan dinamika yang kompleks antara orang-orang biasa dan rasa terima kasih yang tulus terhadap pekerjaan mereka.

Makna dan Refleksi Sosial: Puisi ini menggambarkan seorang tukang rambutan yang mendapati bahwa orang-orang yang mati adalah mahasiswa dan anak-anak sekolah. Mereka adalah para aktivis yang terlibat dalam demonstrasi atau perjuangan. Kematian mereka membawa kesedihan dan kepedihan dalam masyarakat, yang terwujud dalam kata-kata "Dan yang mengantar banyak sekali."

Kemiskinan dan Solidaritas: Puisi ini juga menggambarkan kemiskinan dan kesulitan yang dihadapi oleh tukang rambutan. Tukang rambutan ini melemparkan sepuluh ikat rambutan kepada para mahasiswa sebagai bentuk dukungan mereka, meskipun kemungkinan itu adalah bagian penting dari penghasilannya. Ini menunjukkan solidaritas dan kesediaan tukang rambutan untuk mendukung gerakan mahasiswa, meskipun dengan pengorbanan yang nyata.

Penerimaan dan Terima Kasih yang Jujur: Penting untuk dicatat bahwa tukang rambutan ini menerima apresiasi yang tulus dan jujur dari para mahasiswa dan anak-anak sekolah. Mereka merayakan dia dengan sorak-sorai dan penghargaan, dan mereka menyalaminya dengan tulus. Penerimaan ini merupakan momen yang sangat berarti bagi tukang rambutan, yang menggambarkan rasa hormat dan penghargaan atas peran dan kontribusinya.

Makna yang Lebih Dalam: Melalui penggambaran ini, puisi ini mengangkat tema solidaritas, kepedulian, dan keberanian individu dalam menghadapi kesulitan dan mengejar perubahan. Puisi ini juga menunjukkan bahwa tindakan kecil dari individu biasa bisa memiliki dampak besar dalam masyarakat.

Puisi "Seorang Tukang Rambutan pada Istrinya" oleh Taufiq Ismail adalah sebuah perenungan yang menggambarkan perjuangan, solidaritas, dan terima kasih tulus. Puisi ini mengajak kita untuk merenung tentang pentingnya menghargai dan mendukung pekerjaan serta perjuangan orang-orang biasa, serta dampak yang tindakan sederhana dapat miliki dalam masyarakat.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Seorang Tukang Rambutan pada Istrinya
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.