Puisi: Betapa Kami Tidakkan Suka (Karya Sanusi Pane)

Puisi "Betapa Kami Tidakkan Suka" mengekspresikan sebuah perasaan atau keadaan yang umumnya dianggap bertentangan dengan ekspektasi atau keinginan ...
Betapa Kami Tidakkan Suka

Betapa sari
Tidakkan kembang,
Melihat terang
Si mata hari.

Betapa kami
Tidakkan suka,
Memandang muka
Si jantung hati.

Sumber: Madah Kelana (1931)

Analisis Puisi:

Puisi "Betapa Kami Tidakkan Suka" adalah sebuah karya pendek yang menggambarkan perasaan yang sederhana namun dalam. Dalam dua baitnya yang singkat, penyair mengekspresikan sebuah perasaan atau keadaan yang umumnya dianggap bertentangan dengan ekspektasi atau keinginan umum.

Ekspresi Kehendak dan Ketidakpuasan: Penyair mengungkapkan sebuah perasaan atau keadaan yang berlawanan dengan harapan atau keinginan umum. Dalam bait pertama, "Betapa sari / Tidakkan kembang," mungkin mengisyaratkan ketidakpuasan terhadap ketidakmungkinan bagi sesuatu yang indah atau berharga untuk berkembang atau berkembang sepenuhnya.

Penolakan terhadap Kebiasaan atau Standar: Dengan menggunakan ungkapan "Tidakkan suka / Memandang muka / Si jantung hati," penyair menunjukkan penolakan atau ketidaksukaan terhadap sesuatu yang umumnya dianggap menyenangkan atau diinginkan oleh banyak orang. Ini mungkin mencerminkan perasaan ketidakpuasan atau penolakan terhadap sesuatu yang telah menjadi kebiasaan atau standar dalam masyarakat.

Gaya Bahasa Singkat dan Padat: Puisi ini menggunakan gaya bahasa yang sangat singkat dan padat. Dalam hanya dua bait, penyair berhasil menyampaikan pesan yang kuat dan menggugah pemikiran. Penggunaan bahasa yang langsung dan sederhana meningkatkan kesan langsung dari perasaan atau keadaan yang diungkapkan.

Makna Tersembunyi: Meskipun puisi ini singkat, ia menyiratkan beberapa makna tersembunyi yang dapat diinterpretasikan oleh pembaca. Misalnya, ketidakpuasan atau penolakan yang diungkapkan dalam puisi ini bisa memiliki relevansi dengan berbagai aspek kehidupan, baik individual maupun kolektif.

Penekanan pada Kontras: Puisi ini menyoroti kontras antara apa yang umumnya dianggap diinginkan atau diharapkan dengan apa yang sebenarnya dirasakan atau diinginkan oleh penyair atau subjek dalam puisi. Ini menciptakan sebuah ketegangan atau ironi yang menarik bagi pembaca.

Puisi "Betapa Kami Tidakkan Suka" karya Sanusi Pane merupakan karya yang singkat namun mengandung makna yang dalam. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan langsung, penyair berhasil menyampaikan perasaan ketidakpuasan atau penolakan terhadap sesuatu yang umumnya dianggap positif atau diinginkan dalam kehidupan. Ini membuat puisi ini menjadi sebuah refleksi yang menarik tentang paradoks dan kontradiksi dalam pengalaman manusia.

Sanusi Pane
Puisi: Betapa Kami Tidakkan Suka
Karya: Sanusi Pane

Biodata Sanusi Pane:
  • Sanusi Pane lahir pada tanggal 1 Agustus 1905 di Sungai Puar, Sumatra Barat, Indonesia.
  • Ia adalah seorang sastrawan, politisi, dan intelektual Indonesia yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia sastra Indonesia pada pertengahan abad ke-20.
  • Sanusi Pane meninggal dunia pada tanggal 2 April 1968 2 Januari 1968 (pada usia 62) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.