Puisi: Mata Pisau (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Mata Pisau" karya Sapardi Djoko Damono menghadirkan gambaran tentang mata pisau yang tajam dan potensial untuk menjadi alat yang mematikan.
Mata Pisau

mata pisau itu tak berkejap menatapmu:
kau yang baru saja mengasahnya
berfikir: ia tajam untuk mengiris apel
yang tersedia di atas meja
sehabis makan malam;
ia berkilat ketika terbayang olehnya urat lehermu.

1971

Sumber: Horison (Januari, 1974)

Catatan:
Puisi Mata Pisau kemudian hari dimasukkan ke dalam buku Mata Pisau (1974).

Analisis Puisi:

Puisi "Mata Pisau" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya yang singkat namun penuh dengan makna. Dalam beberapa baris, penyair menghadirkan gambaran tentang mata pisau yang tajam dan potensial untuk menjadi alat yang mematikan.

Metafora Tajam Mata Pisau: Di baris pertama, penyair memulai dengan metafora "mata pisau" yang tak berkejap menatap. Mata pisau di sini menjadi simbol kehadiran dan potensi bahaya. Metafora ini merujuk pada kepekaan dan ketajaman mata pisau yang bisa menciptakan dampak besar.

Kesejajaran Mata Pisau dengan Manusia: Penyair menciptakan gambaran bahwa mata pisau tajam untuk mengiris apel, sebuah tugas sehari-hari yang biasa. Namun, tiba-tiba, pemikiran berpindah ke bayangan mata pisau yang bersinar ketika melihat "urat lehermu." Di sinilah keadaan menjadi lebih serius dan gelap, menghubungkan mata pisau dengan potensi bahaya terhadap kehidupan manusia.

Simbolisme Apel: Apel yang disebutkan dalam puisi bisa diartikan sebagai simbol kehidupan dan kerentanan manusia. Mata pisau yang tajam dapat dianggap sebagai ancaman terhadap kehidupan yang rapuh dan bisa dipotong seperti apel. Ada kontras antara tindakan sehari-hari yang biasa dan potensi kekerasan yang tersirat.

Ketidakdugaan dalam Bahaya: Puisi ini mengandung unsur ketidakdugaan yang menambah ketegangan. Saat pembaca berpikir tentang mengiris apel, tiba-tiba fokus berpindah ke urat leher, menunjukkan potensi bahaya yang mungkin tidak terduga.

Minimalisme dan Kekuatan Kata: Dengan hanya beberapa baris, penyair berhasil menciptakan gambaran yang kuat dan menyampaikan pesan yang dalam. Kata-kata yang digunakan sangat sederhana namun efektif dalam menggambarkan potensi bahaya yang terkandung dalam mata pisau.

Puisi "Mata Pisau" karya Sapardi Djoko Damono adalah contoh keahlian penyair dalam menggambarkan makna mendalam dengan kata-kata yang sederhana. Dalam beberapa baris, puisi ini mampu menyiratkan potensi bahaya dan ketidakdugaan dalam kehidupan sehari-hari, menjadikannya karya yang penuh makna dan menggugah pemikiran.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Mata Pisau
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.