Puisi: Di Pasar Loak (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi "Di Pasar Loak" karya Goenawan Mohamad menggambarkan perasaan kehilangan, kenangan, dan perubahan yang terjadi dalam hidup seseorang.
Di Pasar Loak


Di pasar loak jejak timpa menimpa, menghapus kau dan aku, mengingat kau mengingat aku.

Pengalaman adalah karpet tua, anakku, pompa-pompa, gambar burak, gambar yesus, kamus-kamus, gaun malam dan hordin panjang, di mana dulu ada sebuah rumah, di mana kita tak ada, kita tak punya, di mana seekor parkit mungkin mencoba bernyanyi, mencoba menyanyi, dan seseorang tutup pintu, dengar, papa, aku tak kembali, tak akan kembali

Kenangan adalah seperti manik-manik yang ditawarkan peniup harmonika itu: butir-butir putih yang teruntai, tak berkait, sebuah montase, sederet huruf morse, Selamatkan Kami, Selamatkan Kami, Kami Tenggelam, percintaan yang tak ingin jadi hantu dalam mimpi malam.

Perpisahan adalah sebuah isyarat kematian, orang tua penjual kaca itu berkata dan bertanya, siapa kita sebenarnya, mengapa.


1994

Sumber: Misalkan Kita di Sarajevo (1998)

Analisis Puisi:
Puisi "Di Pasar Loak" karya Goenawan Mohamad menggambarkan perasaan kehilangan, kenangan, dan perubahan yang terjadi dalam hidup seseorang. Puisi ini menggunakan gambaran pasar loak sebagai latar belakang untuk mengilustrasikan perubahan dan keragaman pengalaman manusia.

Tema Kehilangan dan Perubahan: Puisi ini menciptakan suasana yang penuh dengan perasaan kehilangan dan perubahan. Puisi ini menggambarkan bagaimana jejak waktu dapat menghapus kenangan dan menggantikannya dengan perubahan yang tak terduga.

Pasar Loak Sebagai Metafora: Pasar loak digambarkan sebagai metafora untuk perubahan dalam hidup. Barang-barang bekas dan terlupakan di pasar loak mencerminkan kenangan dan pengalaman yang telah berlalu. Pasar loak juga menciptakan gambaran tentang keragaman pengalaman manusia yang berlalu begitu saja.

Penggunaan Kata-Kata dan Gambaran: Penyair menggunakan kata-kata yang kuat dan gambaran yang kaya untuk menggambarkan bagaimana pengalaman hidup dapat terasa seperti "karpet tua" yang memuat berbagai kenangan dan perubahan. Gambaran tentang manik-manik yang tak berkaitan menciptakan citra tentang kenangan yang terpecah dan tak teratur.

Kenangan dan Perpisahan: Puisi ini mencerminkan tema kenangan dan perpisahan yang saling terkait. Kenangan di pasar loak menciptakan perasaan nostalgia dan perasaan kehilangan terhadap apa yang telah berlalu. Perpisahan juga diungkapkan sebagai sebuah isyarat kematian, yang menunjukkan perubahan dramatis dalam hidup.

Refleksi Identitas: Ada pertanyaan yang muncul dalam puisi ini tentang siapa kita sebenarnya dan mengapa kita ada di dunia ini. Ini menciptakan elemen refleksi dan pertanyaan filosofis dalam puisi.

Bahasa yang Kuat: Goenawan Mohamad menggunakan bahasa yang kuat dan gambaran yang kaya untuk menciptakan suasana yang mendalam dalam puisi ini. Bahasa ini membantu membawa pembaca ke dalam dunia emosional dan filosofis yang diungkapkan dalam puisi.

Puisi "Di Pasar Loak" adalah karya sastra yang menggambarkan perasaan perubahan, kehilangan, dan keragaman pengalaman manusia. Ini adalah sebuah puisi introspektif yang mengajak pembaca untuk merenungkan arti kenangan, perubahan, dan identitas dalam hidup.

Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Di Pasar Loak
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.