Puisi: Zagreb (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi || Zagreb || Karya Goenawan Mohamad
Zagreb


Ibu itu datang, membawa sebuah bungkusan, datang jauh
dari Zagreb. Ibu itu datang, membawa bungkusan, berisi
sepotong kepala, dan berkata kepada petugas imigrasi yang
memeriksanya: "ini anakku."

Suaranya tertoreh
di beranda kantor tapal batas.
Orang-orang menoleh.
Cahaya cemas.

Jam di atas meja itu seakan-akan menunjuk
bahwa senja, juga senja,
tak akan bisa lagi meninggalkan mereka.

Lalu ibu itu pun mendekat, dan ia perlihatkan
isi bungkusannya, dan ia bercerita:

"Tujuh tentara menyeretnya dari ranjang rumah sakit, tujuh
tentara membawanya ke tepi hutan dan menyembelihnya,
tujuh musuh yang membunuh sebuah kepala yang terguling
dan menggelepar-gelepar dan baru berhenti, diam, setelah
mulutnya yang berdarah itu menggigit segenggam pasir di sela rerumputan."

"Kesakitan itu kini terbungkus di sini, dalam sisa kain kafan.
Umurnya baru 21 tahun. Lihat wajahnya. Anak yang rupawan."

Pohon-pohon platan yang terpangkas, berkerumun
seperti patung-patung purba, bertahun-tahun
lamanya, di pelataran. Gelap mulai diam,
mulai seragam
dan di kejauhan ada sebuah kota, kelihatannya: kaligrafi cahaya,
coretan-coretan api pada ufuk,
isyarat dalam abjad,
kata-kata buruk.

Tak ada yang membikin kita bebas rasanya.
Opsir itu pun terduduk, memimpikan anak-anak, oknum yang
bercerita tentang cheri pertama yang jatuh ke pundak.
Mereka tak ada lagi, bisiknya, tak ada lagi.

Hanya seakan ada yang meneriakkan tuhan, lewat lubang angin
di tembok kiri, ke dalam deru hujan, menyeruakkan ajal,
memekikkan ajal, dan desaunya seperti sebuah sembah
yang tak jelas,
nyeri, sebuah doa dalam bekas.

Apa yang ingin kita lakukan setelah ini?
Ibu itu: ia membungkus kembali kepala yang dibawanya,
dari Zagreb, dan melangkah ke jalan.
Orang-orang tak menawarkan diri untuk mengantarkan.
Di sana, di akanan kejauhan, arah raib, zuhrah raib.
Bintang barangkali hanya puing, dan timur, di mana pun
timur,
hancur.

Tapi barangkali ia tahu apa nama kota berikutnya.


1994

Analisis Puisi:
Puisi "Zagreb" karya Goenawan Mohamad menggambarkan penderitaan dan kehilangan yang dihadapi oleh seorang ibu yang datang dari jauh membawa bungkusan yang berisi kepala anaknya. Puisi ini mengungkapkan kekejaman dan ketidakadilan perang, sambil menyoroti ketegasan dan keberanian seorang ibu dalam menghadapi tragedi tersebut.

Puisi ini dimulai dengan kedatangan seorang ibu dari Zagreb, membawa bungkusan yang berisi kepala anaknya yang telah tewas dalam perang. Dalam percakapan dengan petugas imigrasi, ibu tersebut dengan tegas menyatakan bahwa kepala yang ia bawa adalah anaknya. Suaranya yang penuh dengan penderitaan menggetarkan hati mereka yang mendengarnya.

Lalu, ibu tersebut mendekat dan memperlihatkan isi bungkusan kepada orang-orang di sekitarnya. Dia menceritakan dengan detail bagaimana anaknya ditarik oleh tujuh tentara dari ranjang rumah sakit, dibawa ke tepi hutan, dan kemudian dibunuh dengan kejam. Penderitaan yang dihadapi oleh anaknya kini terbungkus dalam sisa-sisa kain kafan. Ibu tersebut menggambarkan wajah anaknya yang masih muda dan tampan.

Puisi ini juga mencerminkan suasana suram dan kegelapan perang. Pohon-pohon yang terpangkas seperti patung-patung purba, sedangkan di kejauhan terlihat sebuah kota yang tampak seperti kaligrafi cahaya. Namun, kesan indah itu segera terkikis oleh coretan-coretan api dan isyarat buruk di ufuk. Penyair menggambarkan keadaan yang menghancurkan dan tanpa harapan.

Dalam puisi ini, penulis menghadirkan suara-suara yang meresap dalam keheningan. Suara Tuhan yang terdengar melalui lubang angin dan desau hujan, menyampaikan ajal dan rasa sakit yang tak terucapkan. Meskipun keadaan penuh kekerasan, penyair memberikan sorotan pada keberanian dan ketabahan seorang ibu yang dengan tegar membungkus kepala anaknya kembali dan melanjutkan perjalanan. Meskipun orang-orang di sekitarnya tidak menawarkan bantuan, ia tetap melangkah maju, tanpa mengetahui nama kota berikutnya.

Puisi "Zagreb" menciptakan gambaran yang kuat tentang penderitaan, kehilangan, dan keberanian di tengah kekejaman perang. Puisi ini menggugah perasaan dan menyadarkan pembaca akan dampak yang ditimbulkan oleh konflik dan kekerasan, sambil menyoroti kekuatan dan tekad manusia untuk tetap bertahan dalam situasi yang penuh dengan penderitaan.

Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Zagreb
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.