Puisi: Kesaksian Seorang Istri Veteran (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Kesaksian Seorang Istri Veteran" karya Diah Hadaning menggambarkan kehidupan seorang veteran perang dari perspektif istri yang setia.
Kesaksian Seorang Istri Veteran

Sepanjang musim tak pernah berubah 
suaranya itu matanya itu
pekik rajawali
kilau matahari
keduanya kekayaan langit.

Dia lelaki hati mimis
dari bui ke bui tak habis-habis
jenawi dan senapan sahabatnya
pernah musuh jadi ilalang olehnya
jangan ubah dia punya hati
cintanya satu hanya
tanah raya yang merdeka
dia lelaki kuda sembrani
jiwanya angin sabana dari tenggara.

Mastodon-mastodon jadi fosil di nafasnya
pengkhianat jadi reptil di suaranya 
pendosa jadi berhala di sentuhnya
dia ada di mana-mana dalam sosok lelaki
tabah, tak pernah sangsi kebenaran sejarah.

Bogor, 1995

Analisis Puisi:
Puisi "Kesaksian Seorang Istri Veteran" karya Diah Hadaning menggambarkan kehidupan seorang veteran perang dari perspektif istri yang setia.

Pergantian Musim dan Kekayaan Langit: Puisi dimulai dengan gambaran bahwa sepanjang musim tak pernah berubah, menyoroti kestabilan dalam hubungan tersebut. Suara dan mata sang suami dianggap sebagai kekayaan langit, menekankan nilai-nilai spiritual dan keabadian.

Rajawali dan Kilau Matahari: Pekik rajawali dan kilau matahari digunakan untuk menggambarkan keberanian dan kebesaran sang suami. Rajawali melambangkan kebebasan dan matahari mewakili kekuatan yang tak terbatas.

Lelaki Hati Mimis: Deskripsi tentang lelaki yang memiliki hati mimis merujuk pada kelembutan hati dan jiwa sang suami meskipun ia seorang prajurit. Puisi menunjukkan bahwa kelembutan itu adalah bagian tak terpisahkan dari identitasnya.

Perjalanan dari Bui ke Bui: Pernyataan bahwa sang suami bergerak dari bui ke bui menyoroti perjalanannya sebagai seorang prajurit yang telah mengalami banyak konflik dan tantangan.

Cinta hanya pada Tanah Raya yang Merdeka: Cinta sang suami hanya pada tanah raya yang merdeka, menegaskan kesetiaannya pada negara dan patriotisme yang mendalam.

Lelaki Kuda Sembrani: Metafora lelaki kuda sembrani menggambarkan kecepatan, kekuatan, dan keanggunan sang suami dalam menjalani hidupnya.

Jiwa sebagai Angin Sabana dari Tenggara: Jiwa sang suami diibaratkan sebagai angin sabana dari tenggara, mengandung elemen mistis dan keabadian. Sabana dapat diartikan sebagai tanah yang luas dan bebas.

Mastodon, Pengkhianat, Pendosa: Penggambaran mastodon sebagai fosil dan pengkhianat serta pendosa sebagai berhala menunjukkan perubahan sosial dan historis yang dialami oleh sang suami.

Ketabahan dan Kebenaran Sejarah: Sang suami digambarkan sebagai lelaki yang tabah dan tak pernah sangsi terhadap kebenaran sejarah. Ini menekankan integritas dan keberanian yang dimilikinya.

Puisi ini memberikan penghormatan kepada para veteran perang melalui lirik yang mengesankan dan penuh makna. Diah Hadaning sukses membawa pembaca merenungi pengorbanan dan ketabahan sang suami sekaligus menampilkan keberanian dan kelembutan yang melekat pada dirinya.

Puisi Kesaksian Seorang Istri Veteran
Puisi: Kesaksian Seorang Istri Veteran
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.