Kolam
Kutunjukkan padamu sebuah kolam
hai, jangan tergesa engkau menyelam!
Di situ sedang mekar setangkai kata
yang para pendeta tak tahu maknanya.
Dari manakah seekor capung yang biru itu?
Ia datang tanpa salam dan pergi tanpa pamitan
tapi ekornya
jelas menuding pusat keheningan.
Ketika langit jadi gulita
senandung malam makin mendasar
dari kolam itu tumbuh keikhlasan
mengajarkan sujud yang paling tunjam.
1979
Puisi: Kolam
Karya: D. Zawawi Imron
Post a Comment