Sumber: Bantalku Ombak Selimutku Angin (1996)
Analisis Puisi:
Puisi "Madura, Akulah Darahmu" karya D. Zawawi Imron menghadirkan gambaran yang kuat tentang identitas, kebanggaan, dan hubungan emosional antara individu dengan tanah airnya, khususnya dengan pulau Madura.
Identitas dan Kepulauan Madura: Puisi ini membawa pembaca ke dalam perenungan tentang identitas pribadi dan kolektif, serta hubungan yang kuat antara individu dengan Madura, sebuah pulau yang kaya akan sejarah dan budaya.
Metafora tentang Keberanian dan Kebanggaan: Metafora sapi karapan digunakan untuk mengekspresikan keberanian, ketangguhan, dan kebanggaan terhadap asal-usul dan warisan Madura. Sapi karapan adalah simbol dari kekuatan dan semangat bertarung yang tercermin dalam sikap hidup.
Kehidupan Sebagai Perjuangan: Puisi ini menyoroti tentang kehidupan sebagai sebuah perjuangan. Meskipun menghadapi kesulitan dan penderitaan, baik individu maupun Madura sebagai entitas kolektif, tetap bertahan dan menghadapi tantangan dengan keberanian dan kekuatan.
Keterikatan Emosional dengan Tanah Air: Puisi ini mengekspresikan rasa keterikatan emosional yang mendalam terhadap tanah air. Pembaca dapat merasakan kecintaan dan rasa hormat yang dalam terhadap Madura, serta kesediaan untuk mengorbankan segalanya demi melindungi dan mempertahankan warisan dan identitasnya.
Hubungan Manusia dengan Alam: Hubungan yang erat antara manusia dengan alam juga tergambar dalam puisi ini. Penggunaan metafora alam seperti hujan, ombak, bulan, dan bintang menggambarkan keterikatan yang mendalam antara individu dengan lingkungannya.
Persembahan dan Penghormatan: Puisi ini bisa dianggap sebagai persembahan dan penghormatan terhadap Madura, serta sebagai pengakuan akan pentingnya hubungan emosional antara individu dan tanah airnya.
Simbolisme dan Metafora: Penulis menggunakan simbolisme dan metafora yang kuat untuk menggambarkan kompleksitas dan kedalaman rasa cinta, identitas, dan kebanggaan terhadap Madura.
Puisi "Madura, Akulah Darahmu" adalah sebuah penghormatan yang dalam terhadap Madura sebagai tanah air dan warisan budaya. Dengan penggunaan bahasa yang kuat dan gambaran yang mendalam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang hubungan emosional, identitas, dan kebanggaan terhadap tanah air dan budaya asal.
Puisi: Madura, Akulah Darahmu
Karya: D. Zawawi Imron
Biodata D. Zawawi Imron:
- D. Zawawi Imron lahir pada tanggal 1 Januari 1945 di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.