Puisi: Merapi dalam Gemercik Sungai Jiwa (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Merapi dalam Gemercik Sungai Jiwa" mengajak pembaca untuk merenungkan peran alam dalam kehidupan manusia dan pentingnya menjaga keseimbangan ..
Merapi dalam Gemercik Sungai Jiwa

Mengusung sendiri tanpa henti
harapan-harapan anak manusia
di musim perbatasan
antara sirnanya Sang Kalabendu
dan hadirnya Sang Kalasuba
doa purba
menyesaki dada yang gambang
menyesaki kepala yang padang perburuan
tembang purba menandai peta
mozaik dan bapang tak lagi maya.

Candi putih simpan asih bersaksi
bunga doaku bagi Andika
kupetik dari taman nurani
jagad aroma meniskala
saat seekor ular kecil meluncur
di wajah kolam, kutangkap isyaratnya
jejaknya di air hasratku tak pernah cair
gemercik sungai jiwaku yang berdesir
sentuh panggilan itu
tuntas pemberian itu
mengapung dalam air Merapi
menyatu dalam regukku
awali lengkap langkahku.

Lereng Merapi, April 2000

Analisis Puisi:
Puisi "Merapi dalam Gemercik Sungai Jiwa" karya Diah Hadaning adalah sebuah karya yang memadukan elemen alam dengan refleksi spiritual dan kehidupan manusia. Puisi ini mengeksplorasi tema keabadian, harapan, dan hubungan manusia dengan alam.

Kehidupan di Tengah Perubahan Alam: Puisi ini menggambarkan kehidupan manusia di tengah perubahan alam yang besar, terutama di sekitar Gunung Merapi, sebuah gunung berapi yang aktif di Indonesia. Gunung Merapi digambarkan sebagai simbol perubahan dan kekuatan alam yang memengaruhi kehidupan manusia di sekitarnya.

Harapan dan Doa: Penyair menggambarkan harapan dan doa manusia yang tak pernah henti, terutama di saat-saat genting dan perbatasan waktu, seperti antara keberangkatan dan kepulangan. Harapan-harapan ini terus diusung tanpa henti meskipun menghadapi ketidakpastian dan perubahan alam.

Simbolisme Alam: Alam, seperti sungai dan gunung, digambarkan sebagai saksi dan pemantik doa-doa manusia. Gemercik sungai jiwaku yang berdesir dan jejak ular kecil di wajah kolam menjadi simbol kehadiran spiritual dan keabadian, mengisyaratkan adanya hubungan yang dalam antara alam dan jiwa manusia.

Keterkaitan dengan Alam: Penyair menekankan keterkaitan manusia dengan alam, di mana mereka mencari arah dan makna dalam gemercik alam yang terus berubah. Kehadiran gunung, sungai, dan candi putih dalam puisi menggarisbawahi kekuatan dan keindahan alam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari eksistensi manusia.

Pencarian Makna dan Keberadaan: Puisi ini juga mencerminkan pencarian makna dan keberadaan manusia dalam alam semesta yang luas. Melalui elemen-elemen alam, manusia mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan eksistensial mereka dan mencoba menemukan kedamaian dan keselarasan dengan alam.

Penyatuan dengan Alam: Penutup puisi menyoroti penyatuan jiwa manusia dengan alam, di mana mereka merasa mengapung dalam air Merapi dan menyatu dengan reguk alam. Ini menggambarkan perasaan keselarasan dan kedamaian yang diperoleh manusia ketika mereka merenung dan berinteraksi dengan alam.

Puisi "Merapi dalam Gemercik Sungai Jiwa" adalah sebuah refleksi yang dalam tentang hubungan manusia dengan alam, pencarian makna dalam kehidupan, dan keabadian jiwa manusia. Melalui penggambaran alam dan refleksi spiritual, Diah Hadaning mengajak pembaca untuk merenungkan peran alam dalam kehidupan manusia dan pentingnya menjaga keseimbangan dengan alam semesta.

"Puisi: Merapi dalam Gemercik Sungai Jiwa (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Merapi dalam Gemercik Sungai Jiwa
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.