Puisi: Tamu (Karya D. Zawawi Imron)

Puisi "Tamu" karya D. Zawawi Imron mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan antara manusia dan alam serta perubahan yang terjadi seiring ....
Tamu


Pohon siwalan melambai kabut
karena angin tak mungkin memanggil senja
dan siang
tak seteduh lagu seruling itu,

yang masih hanya ayun kembang buncis
di penghujung kokok ayam terhamparlah laut
oi, ada perahu melempar sauh
membongkar muatan bunga-bunga subuh.


1976

Sumber: Bantalku Ombak Selimutku Angin (1996)

Analisis Puisi:
Puisi "Tamu" karya D. Zawawi Imron adalah contoh karya puisi yang sederhana tetapi sarat dengan makna dan imaji. Meskipun pendek, puisi ini menyentuh berbagai aspek alam, waktu, dan tindakan manusia.

Pohon Siwalan: Pohon siwalan adalah salah satu elemen alam yang disebutkan dalam puisi ini. Pohon ini digambarkan "melambai kabut," menciptakan gambaran yang indah dan damai. Pohon siwalan bisa menjadi simbol alam yang tenang dan harmonis.

Kabut dan Senja: Kabut adalah elemen alam yang sering digunakan dalam puisi sebagai simbol ketidakpastian atau keabstrakan. Senja, di sisi lain, sering digunakan sebagai simbol transisi. Di sini, mereka digunakan bersama-sama untuk menciptakan gambaran alam yang indah tetapi juga misterius.

Siang dan Seruling: Kontras antara siang dan senja, serta antara alam dan manusia, diperkenalkan dalam puisi ini. Seruling, yang sering dikaitkan dengan musik dan keindahan, digambarkan sebagai sesuatu yang tak mungkin memanggil senja. Ini bisa menggambarkan ketidaksepakatan antara manusia dan alam.

Ayam dan Laut: Ayam yang berkokok dan laut adalah elemen alam yang dihadirkan dalam puisi ini. Mereka adalah bagian dari kehidupan sehari-hari yang terus bergerak meskipun alam terus berubah. Ayam berkokok di pagi hari, menggambarkan permulaan, sementara laut adalah elemen yang dinamis dan abadi.

Perahu dan Muatan: Perahu yang melempar sauh dan membongkar muatan bunga-bunga subuh bisa diartikan sebagai peristiwa dalam kehidupan manusia yang terus berlanjut. Perahu mungkin menggambarkan usaha manusia untuk mengarungi hidup, sedangkan bunga-bunga subuh mungkin menggambarkan harapan dan keindahan yang selalu ada dalam pagi yang baru.

Puisi ini, meskipun pendek, menciptakan gambaran alam yang kaya dan menghadirkan kontras antara kehidupan manusia dan alam. Ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan antara manusia dan alam serta perubahan yang terjadi seiring berjalannya waktu. Meskipun singkat, puisi ini memiliki kedalaman makna yang menginspirasi.

Puisi D. Zawawi Imron
Puisi: Tamu
Karya: D. Zawawi Imron

Biodata D. Zawawi Imron:
  • D. Zawawi Imron lahir pada tanggal 1 Januari 1945 di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.