Analisis Puisi:
Puisi "Keranda" karya Joko Pinurbo adalah karya yang pendek tetapi sarat dengan makna dan emosi. Dalam puisi ini, penyair menggambarkan pengalaman yang sangat mendalam, terutama dalam konteks hubungan antara orang tua dan anak.
Kematian dan Perpisahan: Puisi ini menggambarkan tema kematian dan perpisahan. Ranjang yang merindukan anaknya yang telah pergi dan menjelajah ke negeri-negeri yang jauh mengungkapkan kerinduan seorang orang tua kepada anaknya yang sudah pergi. Kematian, yang diwakili oleh kata "mayat," adalah bentuk perpisahan yang sangat akhir.
Nostalgia dan Kerinduan: Ranjang adalah simbol dari rasa kerinduan, nostalgia, dan cinta seorang ibu yang tulus terhadap anaknya yang telah meninggalkannya. Ia merindukan anak yang telah pergi untuk meraih impian dan mencari jalan hidupnya, tetapi anak itu telah lama pergi.
Sikap dan Pengorbanan: Ranjang tidak hanya merindukan anaknya, tetapi juga bersikap sabar dan pengorbanan. Ia rela menjadi "keranda" atau tempat terakhir untuk anaknya. Ini mencerminkan cinta sejati seorang ibu yang bersedia melakukan segala hal untuk anaknya, bahkan pada saat-saat yang penuh dengan kesedihan dan perpisahan.
Pesan dan Kesan: Puisi ini memberikan pesan tentang pentingnya hubungan antara orang tua dan anak, serta kesetiaan dan cinta yang abadi. Meskipun anak pergi dan perpisahan terjadi, rasa cinta dan kerinduan tetap abadi.
Dengan kata-kata yang sederhana, Joko Pinurbo menyampaikan perasaan yang mendalam tentang cinta seorang ibu yang tidak tergoyahkan meskipun anaknya sudah meninggal. Puisi ini menyentuh hati pembaca dan menggambarkan keindahan dalam pengorbanan dan rasa cinta sejati.
Puisi: Keranda
Karya: Joko Pinurbo