Puisi: Pertemuan di Danau (Karya Agam Wispi)

Puisi "Pertemuan di Danau" menciptakan gambaran keindahan alam danau-danau di Indonesia serta menggambarkan perasaan kedekatan, nostalgia, dan ....
Pertemuan di Danau


Danau putih
sajak pun putih
di Toba tenggelam sepenggal kasih

Sampan telungkup
aku berenang megap-megap
ke tepi
tapi menang apalah
kalau indah hanya seperti buih

Asap mesiu mengantarku ke danau Maninjau
dan kenangan melayah ke duniaku yang hijau
Sungguh, danau tiada lagi putih seremaja dahulu
dan kebahagiaan hanya tergenggam bagi yang tahu

Jip mendaki dan menyusur danau Sentani
Kota Baru meraih jauh, kami berlari-lari
betapa pun becermin rimbun daun dan akar berjuntai
kemenangan yang remaja, padamu juga hari-tua melambai

Sampai aku di danau paling utara
Tondano, dukamu tak bisa kulupa
Para lelaki tak pulang, entah mengapa aku terkenang
pahlawan kebahagiaan mati di tanah buangan: Ali Archam

Dan di sini, diantar perjuangan yang sedih
danau Batur, kubu dari lahar dan abu menyembur
Para turis kagum berpura sedih
tapi rakyat itu dengan tangannya yang perkasa
Jalan bergandengan dan bernyanyi
meski mengantar mayat ke kubur.


Kintamani, 26 April 1964

Sumber: Gugur Merah (2008)

Analisis Puisi:
Puisi "Pertemuan di Danau" oleh Agam Wispi menggambarkan serangkaian pertemuan penyair dengan berbagai danau di berbagai tempat di Indonesia. Puisi ini tidak hanya menciptakan gambaran visual tentang keindahan danau-danau tersebut, tetapi juga menyampaikan perasaan nostalgia, penghormatan terhadap sejarah dan pahlawan, serta refleksi tentang perjuangan dan kebahagiaan.

Berbagai Tempat dan Kenangan: Puisi ini membawa pembaca melintasi berbagai danau di Indonesia, seperti Danau Toba, Danau Maninjau, Danau Sentani, Danau Tondano, dan Danau Batur. Setiap danau memiliki makna dan kenangan tersendiri bagi penyair, menciptakan perasaan kedekatan dan keterhubungan antara individu dan tempat-tempat tersebut.

Simbolisme Warna Putih: Warna putih dalam puisi ini memiliki makna simbolis. Danau putih dan sajak putih mewakili kesucian, kebersihan, dan ketulusan. Namun, warna putih juga dapat mencerminkan kehampaan atau ketidakberdayaan. Ini dapat diartikan sebagai perasaan penyair terhadap pertemuan-pertemuan tersebut.

Keindahan Alam dan Kehidupan Sehari-hari: Puisi ini menggambarkan keindahan alam di sekitar danau-danau, seperti gambaran danau Maninjau yang dulunya putih seremaja atau danau Batur yang terbentuk dari lahar dan abu. Namun, puisi ini juga merangkum kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar danau, seperti aktivitas nelayan, para turis, dan rakyat yang tetap kuat dalam menghadapi berbagai tantangan.

Penghormatan kepada Pahlawan: Puisi ini menciptakan momen penghormatan kepada pahlawan-pahlawan Indonesia, seperti Ali Archam. Ali Archam disebutkan sebagai pahlawan kebahagiaan yang mati di tanah buangan. Hal ini menciptakan nuansa perasaan terharu dan penghargaan atas pengorbanan mereka dalam perjuangan.

Perpaduan Perasaan Nostalgia dan Penghargaan: Puisi ini menciptakan perpaduan perasaan nostalgia atas kenangan masa lalu dan penghargaan terhadap perjuangan serta keberanian. Meskipun ada sentuhan melankolis dalam penggambaran danau-danau yang berubah, puisi ini juga menyiratkan semangat dan kekuatan dari individu-individu yang hidup di sekitar danau-danau tersebut.

Puisi "Pertemuan di Danau" karya Agam Wispi menciptakan gambaran keindahan alam danau-danau di Indonesia serta menggambarkan perasaan kedekatan, nostalgia, dan penghargaan terhadap sejarah dan perjuangan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan keberadaan alam, koneksi dengan tempat-tempat penting, dan makna kehidupan dalam berbagai perjuangan.


Agam Wispi
Puisi: Pertemuan di Danau
Karya: Agam Wispi
© Sepenuhnya. All rights reserved.