Puisi: Lagu Jakarta (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Lagu Jakarta" tidak hanya menggambarkan kondisi fisik kota Jakarta, tetapi juga menyelami kondisi emosional dan spiritual yang mungkin ...
Lagu Jakarta

Tiada nyanyi seduka Jakarta
menempel pada bibir kering
menggigil oleh malaria
menyumpahi hari pengap-pesing.

Semua telah hilang asli
dibedaki lumpur ciliwung
semua telah hilang arti
diwarnai langit lembayung.

Tinggal pergulatan dalam kerja
karena darah harus mengalir
dan kehendak beribu rupa
dalam hidup kota berjuta.

1954

Sumber: Cari Muatan (1959)

Analisis Puisi:

Puisi "Lagu Jakarta" karya Ajip Rosidi menggambarkan citra Jakarta yang penuh kontradiksi, kelelahan, dan kehilangan identitasnya. Dengan bahasa yang sederhana namun kuat, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan kondisi kota metropolitan yang dihiasi oleh masalah, kesulitan, dan keragaman.

Kehilangan Identitas: Penyair mengekspresikan kesedihannya terhadap kehilangan identitas Jakarta. Pada garis-garis pembuka, penyair menyatakan bahwa tidak ada lagu yang seindah Jakarta, menyoroti keunikannya yang tak tertandingi. Namun, kehidupan di Jakarta telah merusak keindahan itu. Penggambaran penyair tentang bibir kering, malaria, dan pengap-pesing menciptakan citra kota yang penuh penderitaan dan kekeringan.

Kondisi Lingkungan yang Memperburuk: Di bait kedua, penyair menggambarkan betapa alam Jakarta telah tercemar dan rusak. Lumpur Ciliwung yang disebutkan merupakan metafora dari degradasi lingkungan yang mengancam kehidupan di kota tersebut. Langit yang dilukiskan dengan warna lembayung menunjukkan kesedihan dan ketidakpastian yang menyelimuti kota.

Pergulatan dan Keberagaman: Meskipun Jakarta dipenuhi dengan tantangan dan kelelahan, penyair menyatakan bahwa kehidupan terus berlanjut. Orang-orang terus berjuang untuk bertahan hidup dan mempertahankan keberagaman budaya dan kehidupan kota yang sibuk. Meskipun darah harus mengalir, kehendak hidup di kota besar seperti Jakarta tetap beragam dan tak terduga.

Pencarian Identitas dan Kehidupan yang Berkelanjutan: Puisi ini mencerminkan pencarian identitas individu dan kolektif dalam kehidupan kota yang sibuk dan serba cepat. Meskipun Jakarta dihadapkan pada berbagai masalah dan kesulitan, kehidupan terus berjalan dengan segala keragaman dan kehidupan yang terus berputar.

Dengan menyampaikan pesan yang penuh refleksi dan kejujuran, Ajip Rosidi merangkai puisi ini sebagai pengingat akan tantangan dan keunikan Jakarta. Meskipun penuh dengan kesulitan, Jakarta tetap menjadi pusat kehidupan yang dinamis dan beragam.

Puisi "Lagu Jakarta" tidak hanya menggambarkan kondisi fisik kota Jakarta, tetapi juga menyelami kondisi emosional dan spiritual yang mungkin dialami oleh penduduknya. Dengan bahasa yang sederhana namun kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan perubahan dan tantangan yang dihadapi oleh kota metropolitan ini.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Lagu Jakarta
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.