Puisi: Ruang Sempit (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Ruang Sempit" merangkum kondisi manusia di antara masa lalu dan masa depan, di dalam ruang yang sempit dan terbatas.
Ruang Sempit

di sela-sela kemarin dan besok
tersedia ruang sempit buatmu
untuk menganyam batang ilalang
menjadi boneka bayang-bayang

kautinggalkan begitu saja bayang-bayang itu –
tak akan diingat lagi siapa telah menggambar mata
dan meniupkan nyawa
ketika anak-anak memainkannya

di antara kemarin dan besok
tersedia ruang tunggu buatmu –
kau tak perlu tahu lakon apa
yang mereka pergelarkan di seberang sana.

Sumber: Melipat Jarak (2015)

Analisis Puisi:

Puisi "Ruang Sempit" karya Sapardi Djoko Damono menghadirkan sebuah gambaran tentang keadaan manusia di antara masa lalu (kemarin) dan masa depan (besok), di dalam suatu ruang yang sempit dan terbatas.

Konsepsi Ruang dan Waktu: Penyair menggunakan konsep ruang dan waktu sebagai metafora untuk kehidupan manusia. Kemarin dan besok mewakili masa lalu dan masa depan, sementara ruang sempit yang ada di antara keduanya mewakili kehidupan saat ini, di mana manusia mengalami dan merasakan segala sesuatu.

Ruang Sempit sebagai Metafora Keterbatasan: Ruang sempit menjadi gambaran keterbatasan manusia dalam menghadapi kehidupan. Manusia terjebak dalam kondisi yang terbatas, di mana ia harus menganyam batang ilalang menjadi "boneka bayang-bayang" sebagai bentuk pengalaman hidupnya.

Ketidakpentingan Manusia dalam Sejarah: Penyair menyoroti ketidakpentingan manusia dalam sejarah alam semesta. Bayang-bayang yang diciptakan manusia tidak akan diingat, dan mata serta nyawa yang diberikan ke dalamnya akan dilupakan seiring berjalannya waktu.

Tidak Peduli pada Peristiwa di Masa Depan: Penyair menunjukkan sikap acuh tak acuh terhadap apa yang terjadi di masa depan ("lakon apa yang mereka pergelarkan di seberang sana"). Ini mungkin merupakan pengingat bahwa manusia terlalu fokus pada masa lalu atau terlalu khawatir tentang masa depan, sehingga melupakan pentingnya menghargai momen saat ini.

Penggunaan Bahasa dan Imaji: Sapardi Djoko Damono menggunakan bahasa yang sederhana namun mendalam. Imaji yang digunakan, seperti "menganyam batang ilalang menjadi boneka bayang-bayang", memberikan gambaran yang kuat tentang kehidupan yang penuh dengan perjuangan dan penciptaan.

Puisi "Ruang Sempit" merangkum kondisi manusia di antara masa lalu dan masa depan, di dalam ruang yang sempit dan terbatas. Ia menyoroti keterbatasan manusia, ketidakpentingan dalam sejarah, serta kebutuhan untuk lebih menghargai momen sekarang. Melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun kaya makna, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti sejati dari kehidupan manusia.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Ruang Sempit
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.