Puisi: Zikir (Karya Acep Zamzam Noor)

Puisi "Zikir" karya Acep Zamzam Noor menggambarkan keadaan seseorang yang tenggelam dalam perasaan cintanya kepada seorang wanita yang disebut Anne.
Zikir


Aku mengapung
Ringan
Meninggi padamu. Bagai kapas menari-nari
Dalam angin

Jumpalitan bagai ikan
Bagai lidah api

Bau busuk mulutku, Anne
Seratus tahun memanggil-manggil
Namamu

Inilah zikirku:
Lelehan aspal kealpanaanku, cairan timah
Kekeliruanku, gemuruh mesin keliaranku
Tumpukan sampah keterpurukanku
Selokan mampat kesia-siaanku

Aku tak tidur padahal ngantuk, tak makan
Padahal lapar, tak minum padahal haus
Tak menangis padahal sedih, tak berobat
Padahal luka, tak bunuh diri
Padahal patah hati

Anne! Anne! Anne!

Zikirku seribu sepi menombakmu
Menembus lapisan langit keheninganmu, mengerat
Gumpalan kabut rahasiamu, mengiris pusaran angin
Kesadaranmu, menghanguskan jarak
Ruang dan waktu

Aku mencair
Bagai air
Mengalir padamu. Bagai hujan
Tumpah ke bumi

Menggelinding bagai batu
Bagai hantu

Anne! Anne! Anne!

Inilah rentetan tembakan kerinduanku, lemparan
Granat ketakutanku, dentuman meriam kemabukanku
Luapan minyak kegairahanku, kobaran tungku kecintaanku
Semburan asap kepunahanku

Aku tak mengemis padahal miskin, tak merampok
Padahal banyak utang, tak mencuri padahal terdesak
Tak menipu padahal ada kesempatan, tak menuntut
Padahal punya hak, tak meminta
Padahal putus asa

Anne! Anne! Anne!

Zikirku seribu sunyi mengejarmu
Menggedor barikade pertahananmu, menerobos
Dinding persembunyianmu, mengobrak-abrik ruang
Semadimu, menghancurkan singgasana
Kekhusyukanmu

Bau busuk mulutku, Anne
Seratus tahun memanggil-manggil
Namamu.


Sumber: Tulisan pada Tembok (2011)

Analisis Puisi:
Puisi "Zikir" karya Acep Zamzam Noor adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan perasaan kerinduan dan kekosongan. Puisi ini menggambarkan keadaan seseorang yang tenggelam dalam perasaan cintanya kepada seorang wanita yang disebut Anne.

Perasaan Kerinduan: Puisi ini memancarkan perasaan kerinduan yang kuat. Sang penyair merindukan Anne dengan sangat mendalam, dan rindunya diungkapkan melalui zikir atau doa yang diucapkan berulang-ulang.

Imaji Alam dan Metafora: Puisi ini menggunakan imaji alam, seperti "kapas menari-nari dalam angin" dan "hujan tumpah ke bumi," untuk menggambarkan perasaan penyair. Metafora seperti "lelehan aspal kealpanaanku" dan "luapan minyak kegairahanku" menggambarkan perasaan kebingungannya.

Penggunaan Kata-Kata: Penyair menggunakan kata-kata yang kuat dan gambaran yang intens untuk mengekspresikan perasaannya. Kata-kata seperti "gemuruh mesin keliaranku" dan "dentuman meriam kemabukanku" memberikan kesan bahwa penyair merasa hancur dan terjebak dalam perasaan yang sulit dikendalikan.

Pengulangan Kata "Anne": Pengulangan kata "Anne" dalam puisi ini menunjukkan betapa kuatnya perasaan cinta dan kerinduan penyair terhadap wanita tersebut. Anne menjadi pusat dari semua pikiran dan perasaannya.

Penyair yang Tergesa: Puisi ini mencerminkan keadaan penyair yang terjebak dalam perasaan yang rumit dan tidak bisa tidur atau makan dengan baik. Penyair merasa tidak dapat mengendalikan perasaannya, yang mengakibatkan ketidakstabilan emosional.

Kesunyian dan Sunyi: Puisi ini menyoroti kesunyian dan sunyi yang melingkupi penyair. Sunyi ini adalah perasaan terdalam penyair yang hanya bisa diungkapkan melalui puisi ini.

Puisi "Zikir" adalah sebuah ungkapan emosional yang kuat tentang kerinduan, kebingungan, dan kekosongan. Dengan penggunaan imaji alam, metafora, dan pengulangan kata, penyair berhasil menggambarkan perasaannya yang mendalam terhadap wanita yang disebut Anne. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kuasa cinta dan perasaan manusia yang rumit.

Acep Zamzam Noor
Puisi: Zikir
Karya: Acep Zamzam Noor

Biodata Acep Zamzam Noor:
  • Acep Zamzam Noor (Muhammad Zamzam Noor Ilyas) lahir pada tanggal 28 Februari 1960 di Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.
  • Ia adalah salah satu sastrawan yang juga aktif melukis dan berpameran.
© Sepenuhnya. All rights reserved.