Puisi: Berlindung di Perahu Nuh (Karya Cucuk Espe)

Puisi || Berlindung di Perahu Nuh || Karya || Cucuk Espe ||
Berlindung di Perahu Nuh

(1)

Bintang tak terlihat lagi di langit gurun
Rembulan mati di balik gunung bebatu
Ribuan burung kehilangan tempat berlindung
Ketika pasir melahirkan beribu laksa air
Ini bukan saatnya berkabung

“Lihat! Lelaki tegap di atas buritan
Matanya sigap menatap senyap
Menangkap gelombang menggelegap
Menyingkap tabir yang mengalir pengap
Terapung di pucuk kurma tanpa buah
Tapi bukan tanpa tujuan”

(2)

Cakrawala tak akan berkata apa-apa
Ketika burung gagak kehilangan kelepak
Perahu Nuh tegak melaju dan berlalu
Berpuluh doa terbujur kaku dan membeku
Ini saatnya membuka jazirah baru

“Perahuku bukan dari kertas
Tak akan tenggelam di samudra bebas
Meski puting angin kelam melibas
Dan badai membanting panas gelombang
-; Tumpahkan wajah! Tumpahkan

Cium hati Sang Pemilik Bumi”

(3)

Tepat sepertiga malam terakhir
Matahari merona merah terjaga
Nuh membuang sauh tanda berlabuh
Banjir gurun telah selesai
-; Tapi jangan turunkan layar!

Karena kisah belum selesai
Perjalanan baru dimulai di sini
Dan sejarah itu seperti janji
Kita hanya debu tanpa arti
Ambil jangkar saat pagi kembali

(4)

“Kalian naiklah ke atas perahuku
Jangan ragu buang selimut jahiliyahmu
Jangan ragu buang kabut gelisahmu
Lupakan raja yang selalu menghunus pedang
Duduk di singgasana tanpa kasih sayang
-; Sepanjang jaman seperti sekarang”

Berlindunglah di perahu Nuh
Menuju negeri damai tanpa pantai
Sebelum salam matahari Subuh.

23 Januari 2012

Puisi Berlindung di Perahu Nuh
Puisi: Berlindung di Perahu Nuh
Karya: Cucuk Espe
© Sepenuhnya. All rights reserved.