Puisi: Bintang Pagi (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi "Bintang Pagi" karya Goenawan Mohamad merenungkan tentang alam semesta, hasrat manusia, dan ketidakpastian hidup.
Bintang Pagi


Bintang pagi: seperti sebuah sinyal
untuk berhenti. Di udara keras kata-kata berjalan, sejak malam,
dalam tidur: somnabulis pelan, di sayap mega, telanjang,
ke arah tanjung

yang kadang menghilang. Mungkin ada
sebuah prosesi, ke sebuah liang hitam,
di mana hasrat - dan apa saja yang teringat -- terhimpun
seperti bangkai burung-burung

di mana tepi mungkin tak ada lagi.
Siapa yang merancangnya, apa yang mengirimnya?
Dari mana? Dari kita? Ada teluk yang tersisih
dan garis lintang yang dihilangkan, barangkali.

Sementara kau dan aku, duduk, bicara,
dalam sal panjang.
Dan aku memintamu: Sebutkan bintang pagi itu,
hentikan kata-kata itu. Beri mereka alamat!

Kau diam. Mungkin ada sejumlah arti yang tak akan hinggap
di perjalanan, atau ada makna, di rimba tuhan,
yang selamanya menunggu tanda hari:
badai, atau gelap, atau --
bukan bintang pagi.


1996

Sumber: Misalkan Kita di Sarajevo (1998)

Analisis Puisi:
Puisi "Bintang Pagi" karya Goenawan Mohamad adalah karya sastra yang merenungkan tentang alam semesta, hasrat manusia, dan ketidakpastian hidup. Dalam puisi ini, penulis menciptakan gambaran bintang pagi sebagai simbol yang menggambarkan berhentinya sesuatu.

Simbol Bintang Pagi: Bintang pagi dalam puisi ini bukan hanya objek langit, tetapi juga menjadi simbol yang menggambarkan perhentian atau tanda penting dalam kehidupan. Kemunculan bintang pagi terasa seperti "sinyal untuk berhenti," yang menunjukkan adanya perubahan atau momen refleksi.

Kata-Kata dalam Udara: Penulis menggambarkan kata-kata yang berjalan di udara, sejak malam, dalam tidur. Ini menggambarkan ide bahwa bahasa dan pemikiran manusia tidak pernah berhenti, bahkan ketika kita tidur. Kita selalu memproses kata-kata dan ide-ide dalam pikiran kita.

Prosesi Menuju "Liang Hitam": Ada rasa ketidakpastian tentang arah yang diambil oleh bintang pagi ini. Penulis menyebutkan "prosesi" yang mungkin menuju ke sebuah "liang hitam," yang bisa merujuk pada hal-hal gelap atau tak diketahui dalam hidup.

Pertanyaan Identitas: Penulis juga menciptakan pertanyaan tentang sumber bintang pagi ini. Siapa yang merancangnya? Dari mana bintang pagi ini berasal? Pertanyaan-pertanyaan ini mencerminkan pencarian manusia untuk memahami asal usul dan tujuan hidup.

Permintaan untuk Alamat: Penulis meminta penjelasan atau "alamat" untuk bintang pagi ini. Permintaan ini mencerminkan keinginan untuk pemahaman yang lebih dalam tentang peran atau arti dari momen penting dalam hidup.

Ketidakpastian dan Keterbatasan Manusia: Puisi ini menggambarkan ketidakpastian manusia dalam menghadapi misteri alam semesta dan hidup. Meskipun kita mencari makna dan pemahaman, ada aspek-aspek yang tetap menjadi misteri.

Secara keseluruhan, puisi "Bintang Pagi" menciptakan perasaan refleksi dan penuh tanya tentang eksistensi manusia dalam alam semesta yang luas. Penulis mengeksplorasi konsep ketidakpastian, keberhentian, dan pencarian makna dalam sebuah cara yang puitis.

Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Bintang Pagi
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.