Puisi: Monolog Nelayan Tua tentang Kemerdekaan (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Monolog Nelayan Tua tentang Kemerdekaan" karya Diah Hadaning merupakan sebuah refleksi yang mendalam tentang makna kemerdekaan dan ...
Monolog Nelayan Tua tentang Kemerdekaan

Perjalanan menghela mimpi besar
buah kemerdekaan itu
orang-orang saling menafsirkan
ada tak ada pertanda zaman
hari ini sebuah kenyataan
mozaik peradaban kilas berita rekaman
orang-orang saling bicara
dari mimbar ke mimbar
sesekali menerawang langit lepas
sesekali tenggelam dalam doa-doa
banyak sudah yang berubah
buah kemerdekaan itu
ada dalam saling rampas tata kota
ada dalam angkuh di jalan raya
ada pada orang-orang kehilangan rumah
yang berumah kehilangan makna.

Hari ini sebuah elegi, isteriku
kata seorang nelayan tua kehilangan laut
ingatannya melayang mengapung
di atas ombak-ombak laut suwung
kapalnya dulu ikut bebaskan tanah Irian
darah di nadi dulu jadi ikatan
lusa sebuah mimpi besar, isteriku.

Bogor, 1994

Analisis Puisi:

Puisi "Monolog Nelayan Tua tentang Kemerdekaan" karya Diah Hadaning merupakan sebuah refleksi yang mendalam tentang makna kemerdekaan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat.

Penggambaran Mimpi Besar: Penyair menggambarkan kemerdekaan sebagai "buah kemerdekaan" yang dihela oleh perjalanan panjang dan dianggap sebagai mimpi besar oleh banyak orang. Ini menunjukkan bahwa kemerdekaan bukanlah sesuatu yang diperoleh dengan mudah, tetapi merupakan hasil dari perjuangan dan pengorbanan yang besar.

Tafsiran tentang Kemerdekaan: Puisi ini menyoroti perbedaan tafsiran tentang kemerdekaan yang dilakukan oleh masyarakat. Ada ketidakpastian dan kebingungan tentang apakah kemerdekaan benar-benar telah terwujud, ataukah masih ada pertanda zaman yang menyatakan sebaliknya.

Realitas Kontemporer: Penyair menciptakan gambaran tentang realitas kontemporer di mana masyarakat hidup. Mozaik peradaban yang digambarkan mencerminkan kehidupan yang dipenuhi dengan berita dan rekaman, tetapi juga dengan keraguan dan ketidakpastian.

Kritik Sosial: Puisi ini mengandung elemen kritik sosial terhadap perubahan yang terjadi setelah merdeka. Ada ungkapan tentang keraguan terhadap perubahan yang sebenarnya membawa kesengsaraan bagi sebagian masyarakat, seperti kehilangan rumah dan makna dalam hidup.

Kesimpulan yang Mengharukan: Puisi ini diakhiri dengan monolog seorang nelayan tua yang meratapi kehilangan laut dan mengingat masa lalu di mana kapalnya ikut serta dalam pembebasan Tanah Irian. Ini menunjukkan bahwa meskipun kemerdekaan telah diperoleh, masih ada rasa nostalgia dan kehilangan akan masa lalu yang lebih baik.

Kesinambungan Perjuangan: Meskipun ada perubahan yang menimbulkan keraguan dan kesengsaraan, puisi ini menegaskan bahwa perjuangan untuk meraih mimpi besar masih berlanjut, mewarisi semangat dan pengorbanan para pendahulu.

Dengan demikian, puisi "Monolog Nelayan Tua tentang Kemerdekaan" merupakan sebuah puisi yang menggambarkan refleksi mendalam tentang makna kemerdekaan dan perubahan sosial dalam masyarakat Indonesia.

"Puisi: Monolog Nelayan Tua tentang Kemerdekaan (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Monolog Nelayan Tua tentang Kemerdekaan
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.