Puisi: Pantun Musim Rontok (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Pantun Musim Rontok" merenungkan perubahan dan ketidakpastian dalam kehidupan manusia, tetapi juga menegaskan keabadian kasih di tengah ...
Pantun Musim Rontok

Di musim rontok daun berubah warna
Menjadi kuning, merah, lalu berguguran;
Dalam hidup tak terasa usia menjadi tua
Sedang denganmu tak sempat berteguran.

Angin dingin mulai keras meniup
Suhu menurun dari hari ke hari;
Jalan berliku sepanjang hidup
Ketentuanmu penuh misteri.

Di musim rontok di musim momiji
Udara dingin daunpun gugur;
Kurenungi nasib penuh misteri
Kasihmu tak henti mengucur.

Sumber: Pantun Anak Ayam (2006)

Catatan:
Momiji: saat ketika daun-daun berubah warna sebelum gugur pada musim rontok.

Analisis Puisi:
Puisi "Pantun Musim Rontok" karya Ajip Rosidi menggambarkan perubahan musim sebagai metafora dari perubahan dalam kehidupan manusia. Dalam puisi ini, penulis menggunakan gambaran alam musim gugur untuk merenungkan tentang usia, ketentuan hidup, dan keabadian kasih.

Gambaran Musim Gugur: Puisi ini membawa pembaca ke suasana musim gugur, di mana daun-daun berubah warna dan berguguran akibat angin dingin. Gambaran ini menciptakan atmosfer melankolis yang mencerminkan perubahan dan kerapuhan dalam kehidupan.

Analogi dengan Hidup Manusia: Penyair menggunakan musim gugur sebagai perumpamaan untuk usia manusia yang menua. Seperti daun yang berguguran, manusia juga mengalami perubahan dan akhirnya menghadapi kematian. Puisi ini merenungkan kerentanan manusia dan ketidakpastian akan masa depan.

Ketidakpastian Hidup: Penyair menyatakan bahwa kehidupan penuh dengan misteri dan ketidakpastian. Seperti jalan berliku yang dilalui dalam hidup, takdir manusia juga dipenuhi dengan berbagai tantangan dan rintangan yang tidak terduga.

Keabadian Kasih: Meskipun kehidupan manusia sementara dan penuh ketidakpastian, puisi ini menekankan keabadian kasih. Meskipun segala sesuatu di sekitarnya berubah dan berguguran, kasih tidak pernah berhenti mengalir. Ini menyiratkan bahwa kasih adalah sesuatu yang melebihi batas-batas waktu dan musim.

Struktur Pantun: Puisi ini ditulis dalam bentuk pantun, sebuah bentuk puisi tradisional Melayu yang terdiri dari empat larik dengan pola rima yang berulang. Struktur ini memberikan kekhasan tersendiri pada puisi dan meningkatkan daya tariknya secara artistik.

Puisi "Pantun Musim Rontok" adalah sebuah puisi yang merenungkan perubahan dan ketidakpastian dalam kehidupan manusia, tetapi juga menegaskan keabadian kasih di tengah-tengah kerapuhan dan perubahan. Dengan menggunakan gambaran musim gugur dan struktur pantun yang khas, Ajip Rosidi menghadirkan karya yang mendalam dan menggugah untuk merenung tentang hakikat kehidupan dan keabadian kasih.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Pantun Musim Rontok
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.