Puisi: Sebuah Pesan (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Sebuah Pesan" menggambarkan kegelisahan, keputusasaan, dan ketidakpastian dalam kehidupan manusia di pinggiran masyarakat.

Sebuah Pesan (1)

Sebuah pesan
terkirim dari pinggiran

Masih ada kegalauan
masih ada kesangsian

Antara lapar
antara sakit
antara tak sabar
antara jiwa bangkit.

Sebuah pesan
terkirim dari pinggiran

Di pergantian sebuah episode
negeri zamrud yang carut marut.

Sebuah Pesan (2)

Sebuah pesan
terkirim dari sisa pertokoan.

Telah mereka lunasi
hasrat purba anak manusia
ketika api hanguskan segala
ketika nurani hilang mahkota.

Dengan apa 'kan dicermati
jejak langkah di kegelapan
dengan apa kan diteliti
sperma kering sisa peradaban.

Di pergantian sebuah era
di pemakaman tak tertanda.

Juli, 1998

Analisis Puisi:

Puisi "Sebuah Pesan" karya Diah Hadaning menggambarkan perasaan kegalauan, kebingungan, dan kekhawatiran yang melingkupi kehidupan manusia di pinggiran.

Gambaran Kegalauan dan Kesangsian: Penyair menciptakan gambaran tentang kegalauan dan kesangsian yang masih menghantui pikiran manusia. Ini tercermin dalam penggunaan kata-kata seperti "lapar," "sakit," dan "tak sabar," yang menciptakan suasana gelap dan tegang.

Penekanan pada Kondisi Sosial: Puisi ini menyoroti kondisi sosial yang carut marut, terutama di pinggiran masyarakat. Ada perasaan keputusasaan dan kehampaan yang muncul dalam penggambaran "negeri zamrud yang carut marut." Ini mungkin merupakan gambaran tentang ketidakstabilan politik, ekonomi, atau sosial dalam sebuah negara.

Hasrat dan Kehilangan: Penyair menyoroti kontras antara hasrat purba manusia dan kehilangan nurani yang terjadi dalam perjalanan sejarah. Penggunaan kata-kata seperti "api hanguskan segala" dan "nurani hilang mahkota" menggambarkan kehancuran dan kehilangan yang dialami oleh manusia.

Refleksi tentang Peradaban: Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang jejak langkah manusia di kegelapan dan sisa peradaban yang kering. Ada nuansa reflektif tentang bagaimana manusia telah melakukan tindakan yang menghancurkan lingkungan dan masyarakatnya sendiri.

Pergantian Era dan Ketidakpastian: Penyair menyoroti pergantian era dan ketidakpastian yang menyertainya. Gambaran "pemakaman tak tertanda" menciptakan citra ketidakjelasan dan ketidakpastian tentang masa depan yang tidak dapat diprediksi.

Puisi "Sebuah Pesan" adalah sebuah puisi yang menggambarkan kegelisahan, keputusasaan, dan ketidakpastian dalam kehidupan manusia di pinggiran masyarakat. Dengan menggunakan bahasa yang kuat dan gambaran yang kuat, penyair menyampaikan pesan yang memaksa pembaca untuk merenungkan kondisi sosial, kehilangan nilai-nilai kemanusiaan, dan pergantian zaman yang tidak pasti.

"Puisi: Sebuah Pesan (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Sebuah Pesan
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.