Puisi: Pemeluk Agama (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Pemeluk Agama" karya Joko Pinurbo mengangkat isu agama, keyakinan, dan tanggung jawab seseorang dalam mempraktikkan agama mereka.
Pemeluk Agama


Dalam doaku yang khusyuk
Tuhan bertanya kepadaku,
hamba-Nya yang serius ini,
"Halo, kamu seorang pemeluk agama?"
"Sungguh, saya pemeluk teguh, Tuhan."
"Lho, Teguh si tukang bakso itu
hidupnya lebih oke dari kamu,
nggak perlu kamu peluk-peluk.
Benar kamu pemeluk agama?"
"Sungguh, saya pemeluk agama, Tuhan."
"Tapi Aku lihat kamu nggak pernah
memeluk. Kamu malah menyegel,
membakar, merusak, menjual
agama. Teguh si tukang bakso itu
malah sudah pandai memeluk.
Benar kamu seorang pemeluk?"
"Sungguh, saya belum memeluk, Tuhan."
Tuhan memelukku dan berkata,
"Doamu tak akan cukup. Pergilah
dan wartakanlah pelukan-Ku.
Agama sedang kedinginan dan kesepian.
Dia merindukan pelukanmu.


2015

Sumber: Buku Latihan Tidur (2017)

Analisis Puisi:
Puisi "Pemeluk Agama" karya Joko Pinurbo adalah sebuah karya yang mengangkat isu agama, keyakinan, dan tanggung jawab seseorang dalam mempraktikkan agama mereka. Puisi ini menggambarkan bagaimana pengamalan agama dapat diukur melalui tindakan sehari-hari daripada sekadar pernyataan keyakinan. 

Pertanyaan dari Tuhan: Puisi ini dimulai dengan sebuah dialog atau pertanyaan yang diberikan oleh Tuhan kepada pribadi yang sedang berdoa. Pertanyaan ini mengarah pada isu tentang sejauh mana seseorang mempraktikkan agamanya, dan apakah pernyataan mereka sebagai seorang "pemeluk agama" sesuai dengan tindakan sehari-hari mereka.

Pemahaman Tentang Pemeluk Agama: Melalui dialog dengan Tuhan, puisi ini mengungkapkan bahwa seseorang dapat menyatakan diri sebagai pemeluk agama, tetapi keyakinan sejati harus tercermin dalam tindakan dan perilaku sehari-hari. Tuhan merujuk pada seseorang bernama "Teguh" (tukang bakso) sebagai contoh positif, yang meskipun tidak secara terbuka mengaku sebagai pemeluk agama, memiliki perilaku moral dan etis yang baik.

Kritik terhadap Kemunafikan: Puisi ini menyuarakan kritik terhadap ketidaksetiaan dan kemunafikan yang mungkin ada dalam pengamalan agama. Perilaku seseorang harus sesuai dengan keyakinan agama mereka, dan sekadar menyatakan diri sebagai pemeluk agama tanpa mengamalkannya dengan benar dianggap sia-sia.

Tanggung Jawab Mewartakan Agama: Puisi ini menyatakan bahwa seseorang yang benar-benar memeluk agama memiliki tanggung jawab untuk membagikan ajaran dan nilai-nilai agama mereka kepada orang lain. Agama dilihat sebagai sesuatu yang perlu diberikan kepada orang lain, dan pemeluk agama memiliki peran dalam "mewartakan pelukan" agama mereka kepada dunia.

Tinjauan Tentang Keyakinan: Puisi ini menimbulkan pertanyaan tentang sifat sejati dari keyakinan dan praktik agama. Seseorang sejati pemeluk agama harus menunjukkan keyakinannya melalui perbuatan baik dan nilai-nilai moral yang dijalani dalam kehidupan sehari-hari.

Puisi "Pemeluk Agama" menyoroti pentingnya konsistensi antara keyakinan dan tindakan dalam pengamalan agama. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna sejati dari menjadi seorang pemeluk agama dan apa yang diperlukan untuk menjalani keyakinan tersebut dengan integritas dan tanggung jawab.

Puisi: Pemeluk Agama
Puisi: Pemeluk Agama
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.