Puisi: Perjamuan Petang (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Perjamuan Petang" mengajak pembaca merenung tentang arti hidup, pengorbanan, dan keterkaitan dengan masa lalu yang tak terlupakan.
Perjamuan Petang


Dua puluh tahun yang lalu ia dilepas ayahnya
di gerbang depan rumahnya.
"Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina.
Jangan pulang sebelum benar-benar jadi orang."

Dua puluh tahun yang lalu ia tak punya celana
yang cukup pantas untuk dipakai ke kota.
Terpaksa ia pakai celana ayahnya.
Memang agak kedodoran, tapi cukup keren juga.
"Selamat jalan. Hati-hati, jangan sampai
celanaku hilang."

Senja makin menumpuk di atas meja.
Senja yang merah tua.
Ibunya sering menangis memikirkan nasibnya.
Ayahnya suka menggerutu,
"Kembalikan dong celanaku!"

Haha, si bangsat akhirnya datang.
Datang di akhir petang bersama buku-buku
yang ditulisnya di perantauan.
Ibunya segera membimbingnya ke meja perjamuan.

"Kenalkan, ini jagoanku." Ia tersipu-sipu.
Saudara-saudaranya mencoba menahan tangis
melihat kepalanya berambutkan gerimis.
"Hai, ubanmu subur berkat puisi?" Ia tertawa geli.

Di atas meja perjamuan jenazah ayahnya
telentang tenang berselimutkan mambang.
Daun-daun kalender beterbangan.
"Ayah berpesan apa?" Ia terbata-bata.
"Ayahmu cuma sempat bilang, kalau mati ia ingin
mengenakan celana kesayangannya:
celana yang dulu kaupakai itu."

Diciumnya jidat ayahnya sepenuh kenangan.
Tubuh yang tak butuh lagi celana adalah sakramen.
Celana yang tak kembali adalah testamen.
"Yah, maafkan aku. Celanamu terselip
di tetumpukan kata-kataku."


2003

Sumber: Kekasihku (2005)

Analisis Puisi:
Puisi "Perjamuan Petang" karya Joko Pinurbo adalah sebuah karya yang merangkai kisah hidup dan kematian, memadukan elemen-elemen kehidupan sehari-hari dengan makna mendalam. Dalam puisi ini, Joko Pinurbo membawa pembaca melalui perjalanan hidup seorang anak yang meninggalkan kampung halamannya untuk menuntut ilmu, hingga kembali sebagai sosok yang telah meraih keberhasilan.

Perjalanan Hidup dan Pendidikan: Puisi ini menggambarkan perjalanan hidup seorang anak yang diberi tugas oleh ayahnya untuk menuntut ilmu di negeri Cina. Perjuangannya di dunia pendidikan tercermin dalam penggambaran awal bahwa dua puluh tahun lalu ia dilepas ayahnya untuk mengejar ilmu. Ini menciptakan narasi tentang keberanian dan tekad seseorang untuk meraih pendidikan dan sukses.

Pengorbanan dan Kehilangan: Celana yang dipakai oleh anak tersebut menjadi simbol pengorbanan dan kehilangan. Ia terpaksa memakai celana ayahnya yang mungkin tidak sesuai atau terlalu besar. Ini menciptakan gambaran tentang keterbatasan sumber daya dan kesempatan di masa lalu. Celana tersebut juga menjadi simbol kenangan dan hubungan ayah-anak.

Senja sebagai Metafora Kehidupan: Penggambaran senja yang merah tua dapat diartikan sebagai metafora perjalanan hidup yang telah dialami oleh anak tersebut. Warna senja mencerminkan warna-warna perasaan, pengorbanan, dan keberhasilan yang ditemui selama perjalanan hidupnya.

Perjumpaan dengan Kematian: Puisi ini menyentuh tema kematian melalui narasi perjumpaan dengan jasad ayah yang terletak di atas meja perjamuan. Perpaduan antara perjamuan dan kematian menciptakan suasana yang sarat dengan makna, menghadirkan pemaknaan baru terhadap hidup dan kematian.

Humor dan Kesederhanaan: Meskipun mengangkat tema serius seperti hidup, mati, dan perpisahan, Joko Pinurbo menyelipkan unsur humor dan kesederhanaan dalam puisinya. Humor terletak pada komentar anak terhadap uban ayahnya, yang menciptakan ketegangan emosional tetapi juga memberikan sentuhan ringan.

Pengakuan dan Permintaan Maaf: Penutup puisi memberikan kesan penuh emosi saat anak memberikan pengakuan dan permintaan maaf pada ayahnya yang sudah meninggal. Ia mencium jidat ayah sebagai bentuk penghormatan dan penerimaan atas keberhasilannya, tetapi juga sebagai permohonan maaf atas ketidaksempurnaan hidupnya.

Puisi "Perjamuan Petang" adalah karya yang memukau dengan perpaduan antara kisah hidup, pengorbanan, dan kehilangan. Joko Pinurbo berhasil menyajikan tema-tema yang mendalam dengan bahasa yang sederhana namun sarat makna. Puisi ini mengajak pembaca merenung tentang arti hidup, pengorbanan, dan keterkaitan dengan masa lalu yang tak terlupakan.

"Puisi: Perjamuan Petang (Karya Joko Pinurbo)"
Puisi: Perjamuan Petang
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.