Puisi: Taj Mahal (Karya Sanusi Pane)

Puisi "Taj Mahal" karya Sanusi Pane merupakan sebuah karya sastra yang mengangkat makna dan simbolisme di sekitar Taj Mahal, salah satu monumen ....
Taj Mahal
(Kepada Anjasmara)

Dalam Taj Mahal, ratu astana,
Putih dan permai: pantun pualam
Termenung diam di tepi Jamna
Di atas makam Ardjumand Begam,

Yang beradu di sisi Syah Jahan,
Pengasih, bernyanyi megah mulia
Dalam malam tiada berpadan,
Menerangkan cinta akan dunia,

Di sana, dalam duka nestapa,
Aku merasa seorang peminta
Di depan gapura kasih cinta,

Jiwa menjerit, di cakra duka
Ah, Kekasihku, memanggil tuan.
Hanya Jamna membalas seruan.

Sumber: Madah Kelana (1931)

Analisis Puisi:

Puisi "Taj Mahal" karya Sanusi Pane merupakan sebuah karya sastra yang mengangkat makna dan simbolisme di sekitar Taj Mahal, salah satu monumen paling ikonik di dunia yang menjadi simbol cinta abadi dan keindahan arsitektur. Melalui kata-kata yang indah dan gambaran yang mendalam, puisi ini membawa pembaca merenung tentang cinta, keindahan, dan kerinduan.

Gambaran Taj Mahal: Puisi ini membawa pembaca memasuki keindahan dan kemegahan Taj Mahal. Bangunan ini digambarkan sebagai "putih dan permai: pantun pualam," yang menggambarkan keindahan arsitekturnya dan bahan-bahan mewah yang digunakan dalam pembuatannya. Bangunan ini adalah tempat makam Ardjumand Begam (Mumtaz Mahal), istri kesayangan Kaisar Mughal Syah Jahan.

Cinta Abadi: Taj Mahal dikenal sebagai monumen cinta abadi, dan puisi ini menggambarkan kisah cinta antara Ardjumand Begam dan Syah Jahan. Pasangan ini menghadirkan gambaran cinta yang mendalam dan indah. Puisi menyebutkan bahwa mereka "beradu di sisi Syah Jahan, / Pengasih, bernyanyi megah mulia," yang menggambarkan kedekatan dan harmoni dalam hubungan mereka.

Simbolisme Makam dan Duka: Taj Mahal juga merupakan makam untuk Ardjumand Begam, yang wafat ketika melahirkan anak keempat. Puisi ini menggambarkan duka dan nestapa Syah Jahan atas kepergian istrinya. Makam tersebut menjadi lambang cinta dan duka yang abadi, dan puisi ini menciptakan gambaran tentang kesedihan dan kerinduan yang dalam.

Kerinduan dan Pemintaan: Puisi ini menggambarkan perasaan puitis sang penyair saat berada di Taj Mahal. Ia merasa seperti seorang "peminta" di hadapan bangunan ini, dan merasakan bahwa cintanya terhampar luas seperti gapura yang menghantarkan pada rasa cinta yang tak terhingga.

Suara Alam: Pada akhir puisi, terdapat elemen alam yang berperan dalam menguatkan perasaan sang penyair. Sungai Jamna yang mengalir di sekitar Taj Mahal menjadi saksi bagi rasa cinta dan kerinduan yang terpancar dari tempat tersebut.

Puisi "Taj Mahal" karya Sanusi Pane adalah sebuah karya yang menggambarkan cinta, keindahan, dan duka di sekitar monumen legendaris tersebut. Melalui gambaran indah dan bahasa yang puitis, puisi ini mengajak pembaca merenung tentang keabadian cinta, keindahan arsitektur, dan perasaan mendalam yang dihadirkan oleh Taj Mahal.

Sanusi Pane
Puisi: Taj Mahal
Karya: Sanusi Pane

Biodata Sanusi Pane:
  • Sanusi Pane lahir pada tanggal 1 Agustus 1905 di Sungai Puar, Sumatra Barat, Indonesia.
  • Ia adalah seorang sastrawan, politisi, dan intelektual Indonesia yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia sastra Indonesia pada pertengahan abad ke-20.
  • Sanusi Pane meninggal dunia pada tanggal 2 April 1968 2 Januari 1968 (pada usia 62) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.