Puisi: 2 X 2 Meter (Karya Afrizal Malna)

Puisi "2 X 2 Meter" karya Afrizal Malna menggambarkan kehidupan di lingkungan kota yang padat dan penuh tekanan. Dengan bahasa yang sederhana namun ..
2 X 2 Meter

Di sini ada pohon keramat, memancarkan air.
Satu-satunya sumber air bersih di kampung ini.
Anak-anak menangkap ikan ... dalam lumpur.

Besok, jam 8 malam, kami akan membuat pertunjukan. 
Tentang kota dan kampung yang padat. Inem, Yana dan 
Kunah, bekerja sebagai buruh jahit. Cacuk menjual 
bakmi. Jangan lupa selametan nanti malam. Edy baru 
lulus sarjana. Dedy tidak tinggal lagi bersama orang tua. 
Kuro tidak lagi mencari perempuan dari desa. Besok, jam 
8 malam, kami akan membuat pertunjukan. Tentang 
puskesmas di antara kubangan lumpur. Sumbangan mesjid 
dan setoran keamanan toko-toko. Ke manakah Wardah
mereka bawa? Mulut kami seperti massa di loteng-loteng 
berhimpit. Langit dari seng dan plastik bekas. Iwan dan 
Firman sakit perut. Ada golok tumpul di bawah bantal.

Besok, jam 8 malam, kami akan membuat pertunjukan. 
Tentang hati kami yang tak bisa dibakar. Ketakutan telah 
berhimpitan di setiap tikungan gang. Orang-orang dari 
desa terus datang ke rumah kami. Tangga kecil dari kayu, 
tempat memasuki kota. Besok, jam 8 malam, kami akan 
membuat pertunjukan. Tentang keputusan lurah. Di 
kamar mandi masih ada sisa banjir, dan iuran sampah. 
Sepatu dan sandal berserak di pintu. Bersama ibu-
ibu menggendong anak, sambil mencuci baju-baju kotor,
sambil memasak sayur, sambil memikirkan nasib suami, 
sambil ke pasar membeli ikan asin.

Besok, jam 8 malam, kami akan membuat pertunjukan. 
Tentang hati kami yang tak bisa digusur. Bau telur 
digoreng dan bunyi kipas angin. Kota terus melangkah, 
ingin merebut kamar kami dan sisa udara pengap. Nama-
nama kampung telah berubah dari Tanah Sereal, Roxi, 
Jelambar, dengan taksi ke Bintaro, Pondok Indah dan 
kondominium. Kisah kami tinggal 2 X 2 meter.

Jangan lupa, Sumi, Cacuk. Besok kami akan membuat 
pertunjukan, jam 8 malam. Tentang Tini yang hatinya 
terbuat dari 2 X 2 meter. Menunggu pohon keramat. 
Menunggu sumber air bersih. Kota telah berjalan. Jauh. 
Tak pernah puas. Tak pernah memberi pemandangan lagi 
untuk hatinya. Besok, jam 8 malam, kami akan membuat
 pertunjukan. Jangan lupa.

1997

Sumber: Kalung dari Teman (1999)

Analisis Puisi:
Puisi "2 X 2 Meter" karya Afrizal Malna mengeksplorasi tema urbanisasi, kehidupan kota, dan pengalaman manusia yang terjebak dalam kondisi sosial ekonomi yang sulit. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun kuat, penyair menyampaikan gambaran kehidupan di lingkungan kota yang padat, penuh tekanan, dan kehilangan identitas.

Gambaran Hidup Kota dan Kampung: Penyair menggambarkan kehidupan yang padat dan penuh tekanan di kota dan kampung, dengan menyebutkan nama-nama orang dan detail kehidupan sehari-hari, seperti bekerja sebagai buruh jahit, menjual bakmi, atau mencari perempuan dari desa. Ini menyoroti keragaman aktivitas dan pekerjaan di lingkungan urban, sekaligus menekankan ketidakpastian ekonomi yang dihadapi banyak orang.

Kehilangan Identitas dan Tempat: Puisi ini menyiratkan perasaan kehilangan identitas dan tempat bagi individu-individu yang terjebak dalam kehidupan kota yang modern. Penyebutan nama-nama kampung yang berubah, tangga kecil dari kayu sebagai simbol memasuki kota, dan perubahan lingkungan sekitar menunjukkan bagaimana mereka merasa asing dan terasingkan di tengah perubahan tersebut.

Pertunjukan Hidup: Dengan merujuk pada "pertunjukan" yang akan dibuat, penyair menyiratkan bahwa kehidupan mereka sendiri adalah sebuah pertunjukan yang terus berlangsung. Mereka harus terus beradaptasi dengan perubahan, menghadapi ketakutan dan ketidakpastian, namun juga menemukan kekuatan dan ketahanan dalam keseharian mereka.

Pengorbanan dan Kehidupan Sehari-hari: Puisi ini juga menyoroti pengorbanan dan rutinitas sehari-hari, seperti mencuci baju, memasak, dan memikirkan nasib keluarga. Meskipun hidup dalam kondisi yang sulit, mereka tetap berjuang dan mencoba untuk bertahan.

Tema Hati yang Tak Bisa Dibakar dan Tak Bisa Digusur: Penyair menggambarkan "hati" mereka sebagai sesuatu yang tak bisa dibakar dan tak bisa digusur, meskipun mereka terus menghadapi tekanan dan perubahan di lingkungan sekitar. Ini menunjukkan kekuatan dan keberanian dalam menghadapi tantangan dan kesulitan hidup.

Puisi "2 X 2 Meter" karya Afrizal Malna adalah sebuah karya yang menggambarkan kehidupan di lingkungan kota yang padat dan penuh tekanan. Dengan bahasa yang sederhana namun kuat, penyair berhasil menyampaikan gambaran yang kompleks tentang pengalaman manusia dalam menghadapi urbanisasi dan perubahan sosial ekonomi. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan tentang nilai-nilai kemanusiaan, identitas, dan ketahanan dalam menghadapi tantangan kehidupan modern.

Puisi Afrizal Malna
Puisi: 2 X 2 Meter
Karya: Afrizal Malna

Biodata Afrizal Malna:
  • Afrizal Malna lahir pada tanggal 7 Juni 1957 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.