Puisi: Negeri Teka-Teki (Karya Mustofa Bisri)

Puisi "Negeri Teka-Teki" mengajak pembaca untuk merenungkan kondisi sosial dan politik yang rumit, penuh ketidakjelasan, dan sering kali tidak adil.
Negeri Teka-Teki

Jangan tanya, tebak saja
 
Jangan tanya apa
jangan tanya siapa
jangan tanya mengapa
tebak saja.
 
Jangan tanya apa yang terjadi
apalagi apa yang ada di balik kejadian
karena di sini yang ada memang
hanya kotak-kotak teka-teki silang
dan daftar pertanyaan-pertanyaan.
 
Jangan tanya mengapa
yang di sana dimanjakan
yang di sini dihinakan,
tebak saja.

Jangan tanya siapa
membunuh buruh dan wartawan
siapa merenggut nyawa
 yang dimuliakan Tuhan
jangan tanya mengapa,
tebak saja.
 
Jangan tanya mengapa
yang di sini selalu dibenarkan
yang di sana selalu disalahkan
tebak saja.

Jangan tanya siapa
membakar hutan dan emosi rakyat
siapa melindungi penjahat keparat
jangan tanya mengapa,
tebak saja.

Jangan tanya mengapa
setiap kali terjadi kekeliruan
pertanggungjawabannya tak karuan
tebak saja.

Jangan tanya siapa
beternak kambing hitam
untuk setiap kali dikorbankan
tebak saja.

Jangan tanya siapa
membungkam kebenaran
dan menyembunyikan fakta
siapa menyuburkan kemunafikan dan dusta
jangan tanya mengapa
tebak saja.
 
Jangan tanya siapa
jangan tanya mengapa
jangan tanya apa-apa
tebak saja.

Rembang, Oktober 1997

Sumber: Negeri Daging (2002)

Analisis Puisi:
Puisi "Negeri Teka-Teki" karya Mustofa Bisri adalah sebuah kritik tajam terhadap keadaan sosial dan politik di suatu negara yang dipenuhi dengan ketidakjelasan dan kebingungan. Dengan menggunakan metafora teka-teki, puisi ini menyoroti ketidaktransparanan, kebingungan, dan ketidakadilan yang merajalela dalam masyarakat.

Kritik Terhadap Ketidakjelasan: Puisi ini mengekspresikan ketidakjelasan yang melingkupi berbagai aspek kehidupan dalam suatu negara. Penulis mengajak pembaca untuk tidak bertanya, tetapi untuk menebak, karena banyak hal yang tidak dapat dipahami dengan jelas. Hal ini menggambarkan suasana sosial dan politik yang rumit dan penuh dengan misteri.

Pertanyaan yang Tak Terjawab: Dalam setiap bait, puisi menyinggung pertanyaan-pertanyaan yang tidak memiliki jawaban yang jelas. Siapa yang melakukan tindakan kekerasan, siapa yang bertanggung jawab atas kekeliruan, siapa yang bertanggung jawab atas pelanggaran lingkungan, dan sebagainya. Semua pertanyaan ini menggambarkan kebingungan dan kekacauan yang ada di dalam negeri tersebut.

Ketidakadilan Sosial dan Politik: Puisi ini juga mengkritik ketidakadilan yang terjadi dalam masyarakat. Ada kecenderungan bahwa orang-orang yang berkuasa selalu dilindungi, sementara yang lemah dan terpinggirkan selalu menjadi korban. Hal ini tercermin dari bagaimana pembunuhan, pelanggaran lingkungan, dan penindasan terhadap kebenaran seringkali tidak dihukum atau diungkapkan.

Panggilan untuk Bertindak: Dengan menggunakan metafora teka-teki, penulis mengajak pembaca untuk tidak hanya bertanya, tetapi juga untuk bertindak. Sebuah tindakan diperlukan untuk menyelesaikan teka-teki dan menghadapi ketidakjelasan serta ketidakadilan yang ada di dalam masyarakat.

Kesan Akhir yang Menggelisahkan: Puisi ini meninggalkan kesan yang menggelisahkan karena menyoroti masalah-masalah yang belum terselesaikan dan kebingungan yang menghantui masyarakat. Bahkan dengan berbagai pertanyaan yang diajukan, tak ada jawaban yang pasti, hanya tebakan dan dugaan.

Dengan demikian, puisi "Negeri Teka-Teki" adalah puisi yang mengajak pembaca untuk merenungkan kondisi sosial dan politik yang rumit, penuh ketidakjelasan, dan sering kali tidak adil.

Mustofa Bisri
Puisi: Negeri Teka-Teki
Karya: Mustofa Bisri (Gus Mus)

Biodata Mustofa Bisri:
  • Dr. (H.C.) K.H. Ahmad Mustofa Bisri (sering disapa Gus Mus) lahir pada anggal 10 Agustus 1944 di Rembang. Ia adalah seorang penyair yang cukup produktif yang sudah menerbitkan banyak buku.
  • Selain menulis puisi, Gus Mus juga menulis cerpen dan esai-esai keagamaan. Budayawan yang satu ini juga merupakan seorang penerjemah yang handal.
  • Gus Mus adalah seorang kiai yang memiliki banyak profesi, termasuk pelukis kaligrafi dan bahkan terlibat dalam dunia politik.
© Sepenuhnya. All rights reserved.