Puisi: Ranjang Pengantin, Kopenhagen (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi "Ranjang Pengantin, Kopenhagen" mengajak pembaca untuk merenungkan kompleksitas hubungan manusia dan realitas kehidupan yang tidak selalu ...
Ranjang Pengantin, Kopenhagen

Di luar salju terus. Hampir pagi

tubuhmu terbit dari birahi.

Angin menembus. Hilang lagi

napasmu membayang dalam dingin. Mencari
  
Panas khatulistiwa itu
gamelan perkawinan itu
tak ada kini padaku.
Adakah kau tahu?  
Hanya ingin, hanya senyap, hanya rusuk
dari mana engkau ada.
Hanya dingin. Lindap. Lalu kantuk.
Dari mana engkau tiada.  

1968

Sumber: Horison (Agustus, 1968)

Analisis Puisi:

Puisi "Ranjang Pengantin, Kopenhagen" karya Goenawan Mohamad adalah sebuah karya yang menghadirkan gambaran pernikahan yang kedinginan dan kekosongan emosional.

Gambaran Dingin dan Kehampaan: Puisi ini menghadirkan gambaran yang kedinginan dan sepi, di mana salju dan angin dingin menjadi metafora bagi suasana emosional yang kosong dan terpencil. Penyair menggambarkan perasaan kehilangan dan kesendirian yang mendalam melalui atmosfer yang dingin dan suram.

Birahi dan Kehilangan: Dalam puisi ini, birahi dan keinginan fisik diungkapkan, tetapi terlihat bahwa kehangatan yang diharapkan tidak hadir. Bahkan dalam ranjang pengantin di Kopenhagen, tempat yang seharusnya penuh dengan cinta dan keintiman, kekosongan dan kehilangan mendominasi.

Pertanyaan Identitas: Penyair mempertanyakan asal-usul dan identitas pasangan hidupnya dengan pertanyaan "Dari mana engkau ada" dan "Dari mana engkau tiada". Ini mencerminkan kebingungan dan kekosongan dalam hubungan, di mana kedua belah pihak merasa kehilangan dan terasing satu sama lain.

Ketidaksesuaian dan Ketidaksenangan: Meskipun di ranjang pengantin, tempat yang seharusnya penuh dengan kebahagiaan dan kehangatan, suasana yang tercipta justru sepi dan dingin. Ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan menciptakan ketidaksenangan yang mendalam dalam pengalaman hidup.

Penggunaan Bahasa yang Kiasan: Goenawan Mohamad menggunakan bahasa yang kiasan dan puitis untuk menyampaikan gambaran keadaan emosional yang kompleks. Metafora salju, angin, dan dingin menciptakan suasana yang melankolis dan membingungkan.

Puisi "Ranjang Pengantin, Kopenhagen" adalah sebuah karya yang menggambarkan kekosongan dan kehilangan dalam hubungan pernikahan. Dengan penggunaan bahasa yang kiasan dan atmosfer yang suram, penyair mengeksplorasi tema-tema emosional yang dalam, seperti kesendirian, kehilangan, dan kebingungan identitas. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kompleksitas hubungan manusia dan realitas kehidupan yang tidak selalu sesuai dengan harapan.

Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Ranjang Pengantin, Kopenhagen
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.