Puisi: Laporan (Karya D. Zawawi Imron)

Puisi "Laporan" karya D. Zawawi Imron menggambarkan keadaan yang berlapis-lapis dalam konteks sejarah dan kehidupan masyarakat.
Laporan


Redup paras Pangeran Lor, awan pun
melesi pamor bala sentana
Alangkah dalam lautan.

Mayang yang mengeram dalam seludang
tak terduga, dan
sepi adalah pendapa tanpa suara
Segenap telinga pun pada dipasang.

Semalam singgah padaku
sebuah impian, aku dan kalian
mandi di laut darah.

Makna belum terjawab
tergopoh datang Syahbandar Lapa
menghadap tanpa tatakrama,

Paduka!
Unjuk periksa
Datang musuh dari seberang
Memantai di pinggir siring
Sepanjang Jurangan ke Gersikputih
Bertingkah persasat orang gila
Rakyat kecil pada dibunuh,
Gadis-gadis pada diboyong

Letakkan telur mentah di dada raja
akan masak sekejap mata
Gemertak gigi akan melumat kerikil batu,

Hai patih Wangsadumitra!
Bunyikanlah bende perang
bende pusaka nenek moyang
Biar hatiku bertambah mekar
menyongsong musuh dari seberang.


Sumber: Bantalku Ombak Selimutku Angin (1996)

Analisis Puisi:
Puisi "Laporan" karya D. Zawawi Imron adalah sebuah karya sastra yang kaya dengan imaji dan makna yang dalam. Puisi ini menggambarkan keadaan yang berlapis-lapis dalam konteks sejarah dan kehidupan masyarakat.

Gambaran Alam dan Pemandangan: Puisi ini dimulai dengan deskripsi alam, seperti "Redup paras Pangeran Lor, awan pun melesi pamor bala sentana." Imaji ini memberikan nuansa yang tenang dan keindahan alam, namun juga bisa diartikan sebagai lambang kedamaian yang berbenturan dengan realitas keras.

Kontras dan Kesan Dalam: Puisi ini menciptakan kontras antara keindahan alam dan kenyataan yang keras. Gambaran awan yang melesi pamor bala sentana dan mayang yang mengeram dalam seludang adalah contoh dari kontras ini. Ini menggambarkan bagaimana kedamaian dan kekerasan bisa berdampingan.

Pemakaian Istilah Klasik dan Mitologi: Puisi ini menggunakan istilah-istilah klasik seperti "Pangeran Lor," "Syahbandar Lapa," dan "patih Wangsadumitra." Ini menciptakan nuansa sejarah dan mitologi yang mendalam, memberikan dimensi budaya dan tradisi.

Makna Tersembunyi dan Metafora: Puisi ini memiliki banyak makna tersembunyi. Misalnya, "mandi di laut darah" bisa diartikan sebagai tindakan kekerasan atau perjuangan yang keras. "Letakkan telur mentah di dada raja" bisa diartikan sebagai kesiapan menghadapi segala tantangan.

Tingkatan Bahasa: Puisi ini menggunakan bahasa tingkat tinggi dengan kata-kata yang indah dan puitis. Ini memberikan kesan mendalam dan serius pada puisi ini.

Perubahan Mood: Puisi ini mengalami perubahan mood dari gambaran alam yang indah ke deskripsi kekerasan dan perjuangan. Ini menciptakan pergeseran perasaan yang kuat bagi pembaca.

Makna Historis dan Sosial: Puisi ini mengandung potret sejarah dan sosial yang dalam, mungkin berkaitan dengan perjuangan atau peristiwa tertentu. "Rakyat kecil pada dibunuh, gadis-gadis pada diboyong" mungkin merujuk pada peristiwa sosial atau politik yang dramatis.

Puisi "Laporan" karya D. Zawawi Imron adalah sebuah karya sastra yang kompleks dengan banyak makna tersembunyi dan nuansa mendalam. Penggunaan imaji, metafora, dan istilah klasik menciptakan lapisan makna dalam puisi ini. Selain itu, perubahan mood dari keindahan alam ke realitas yang keras memberikan efek yang kuat pada pembaca.

Puisi D. Zawawi Imron
Puisi: Laporan
Karya: D. Zawawi Imron

Biodata D. Zawawi Imron:
  • D. Zawawi Imron lahir pada tanggal 1 Januari 1945 di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.