Puisi: Monolog Seorang Anak Indonesia (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Monolog Seorang Anak Indonesia" karya Diah Hadaning menggambarkan rasa bangga dan penghargaan terhadap sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Monolog Seorang Anak Indonesia


Bendera masih berkibar di udara
peluru di dadamu ikut menebusnya
kuzikirkan doa-doa sederhana
mendesirkan Karisma-Nya
kemerdekaan bagai pohon tumbuh
kemerdekaan bagai plaza bermozaik
ada gerak, ada keindahan
meski musim jadi dataran berkabut
aku terus bersaksi tanpa ratap
akarku tak tercerabut
sesekali jika aku tak mengerti
pada kenanganmu jawab kucari
lalu menyusuri jalan setapak
hijaukan lahan-lahan dalam ingatan
birukan langit pada mata menyipit
utihkan kembang randu tanda kemarau
sambil mengeja makna kemerdekaan
sambil tengarai tahun-tahun perjuangan.

Dan aku terus bersaksi
dan aku terus berdoa
kurasakan angin berhembus
bendera melambai menyapa
orang-orang selesaikan upacara.


Bogor, 1995

Analisis Puisi:
Puisi "Monolog Seorang Anak Indonesia" karya Diah Hadaning adalah ungkapan perasaan seorang anak Indonesia yang merenungkan makna dan pentingnya kemerdekaan bagi negaranya.

Makna Bendera dan Peluru: Di baris pertama, penyair menciptakan gambaran dengan menyebutkan bahwa "Bendera masih berkibar di udara, peluru di dadamu ikut menebusnya." Ini menggambarkan bagaimana kemerdekaan Indonesia diperoleh melalui perjuangan dan pengorbanan. Bendera nasional menjadi simbol kebebasan, sedangkan peluru adalah metafora pengorbanan pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan.

Doa-Doa dan Keimanan: Penyair menyatakan bahwa ia "kuzikirkan doa-doa sederhana mendesirkan Karisma-Nya." Hal ini menunjukkan bahwa doa dan keimanan memainkan peran penting dalam upaya untuk meraih kemerdekaan. Penyair juga mengungkapkan keyakinannya dengan mencari "Karisma-Nya," yang dapat diartikan sebagai dukungan ilahi dalam perjuangan.

Simbolisme Kemerdekaan: Puisi ini menggunakan banyak simbolisme untuk menggambarkan kemerdekaan. Kemerdekaan digambarkan sebagai "pohon tumbuh" dan "plaza bermozaik," menekankan pentingnya kebebasan dan keindahan dalam kehidupan bangsa. Meskipun ada tantangan dan kesulitan, kemerdekaan tetap berarti gerak, keindahan, dan kesaksian yang tak terhentikan.

Perjalanan Melalui Kenangan: Penyair mencatat bahwa ia mencari jawaban pada kenangan-kenangan masa lalu. Ini mencerminkan upaya untuk memahami sejarah dan pengorbanan yang telah terjadi untuk mencapai kemerdekaan. Penyair berusaha untuk menjaga kenangan ini hidup dan memahami maknanya.

Rasa Bangga dan Penyaksian: Puisi ini mencerminkan rasa bangga terhadap sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Penyair menyatakan bahwa meskipun musim bisa berubah menjadi kabut, "akarku tak tercerabut." Ini menggambarkan ketahanan dan tekad untuk terus bersaksi tentang kemerdekaan Indonesia, bahkan dalam tantangan dan kesusahan.

Simbol Alam: Penyair menggunakan elemen alam seperti angin, langit, dan kembang randu untuk menciptakan suasana dan memperkuat pesan puisi. Ini menciptakan gambaran tentang keindahan alam Indonesia dan hubungannya dengan makna kemerdekaan.

Puisi "Monolog Seorang Anak Indonesia" adalah sebuah penghormatan kepada kemerdekaan Indonesia dan pahlawan yang telah berjuang untuknya. Puisi ini menggambarkan rasa bangga dan penghargaan terhadap sejarah perjuangan bangsa Indonesia serta pentingnya menjaga kenangan dan makna kemerdekaan ini dalam ingatan kita.

Puisi: Monolog Seorang Anak Indonesia
Puisi: Monolog Seorang Anak Indonesia
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.