Puisi: Pantun Pisang Emas (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Pantun Pisang Emas" menggambarkan kerinduan, kesedihan, dan kekecewaan dalam sebuah hubungan. Dengan menggunakan pola pantun yang khas, ...
Pantun Pisang Emas

Pisang emas dibawa berlayar
Pisang batu di atas peti;
Hati cemas engkau kian samar
Kian menjauh dari hati.

Pisang batu di atas peti
Dimakan beruk pemetik kelapa;
Engkau menjauh dari hati
Hidup terasa menjadi hampa.

Pisang raja hanya setandan
Dihaturkan pada tuan haji;
Siang malam tersedan-sedan
Karena aku kau tinggal pergi.

Pisang raja dalam perahu
Jadi simpanan juru mudi;
Aku sengsara hilang tuju
Mohon ampun tak kauberi.

Pisang makanan juru mudi
Tidak keluar dari lemari;
Mohon ampun tak kauberi
Aku tersiksa sampai mati.

Sumber: Pantun Anak Ayam (2006)

Analisis Puisi:

Puisi "Pantun Pisang Emas" karya Ajip Rosidi merupakan sebuah karya sastra yang menggunakan pola pantun, sebuah bentuk puisi tradisional Melayu yang terdiri dari empat larik dengan rima yang berulang. Dalam puisi ini, Ajip Rosidi menyajikan gambaran tentang kerinduan, kesedihan, dan kekecewaan dalam hubungan antara manusia.

Makna Pisang Emas: Pisang emas yang disebutkan dalam puisi menjadi simbol dari keindahan dan keberhargaan yang diidamkan. Pisang emas menggambarkan sesuatu yang berharga dan diinginkan, namun juga melambangkan kehilangan dan kekosongan saat tidak dapat direalisasikan.

Perjalanan dan Kerinduan: Puisi ini menggambarkan perjalanan dan perpisahan yang menyebabkan kerinduan dan kesedihan. Pisang emas yang dibawa berlayar dan pisang batu di atas peti menciptakan gambaran tentang perpisahan yang menyakitkan dan kehilangan yang dialami oleh seseorang.

Kekecewaan dan Kehampaan: Pisang batu yang dimakan beruk pemetik kelapa dan pisang raja yang menjadi simpanan juru mudi menggambarkan perasaan kekecewaan dan kehampaan yang dirasakan oleh pelaku puisi. Kehilangan dan perpisahan membuatnya merasa terasing dan terabaikan.

Permohonan Ampun dan Kesengsaraan: Dalam larik terakhir, tergambar kesengsaraan dan keputusasaan pelaku puisi yang tidak mendapatkan pengampunan atau kebaikan dari pihak lain. Ia merasa tersiksa dan terkurung dalam kesedihan yang mendalam.

Puisi "Pantun Pisang Emas" merupakan sebuah karya sastra yang menggambarkan kerinduan, kesedihan, dan kekecewaan dalam sebuah hubungan. Dengan menggunakan pola pantun yang khas, Ajip Rosidi berhasil menyampaikan pesan-pesan emosional dan mendalam tentang perasaan manusia dalam menghadapi perpisahan dan kehilangan.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Pantun Pisang Emas
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.