Puisi: Perhitungan (Karya Chairil Anwar)

Puisi "Perhitungan" karya Chairil Anwar menggambarkan perasaan penyair yang berada dalam keadaan bimbang, kehilangan, dan penuh keraguan. Puisi ini ..
Perhitungan


Banyak gores belum terputus saja
Satu rumah kecil putih dengan lampu merah muda caya

Langit bersih-cerah dan purnama raya...
Sudah itu tempatku tak tentu di mana.

Sekilap pandangan serupa dua klewang bergeseran

Sudah itu berlepasan dengan sedikit heran
Hembus kau aku tak perduli, ke Bandung, ke Sukabumi...!?

Kini aku meringkih dalam malam sunyi.


16 Maret 1943

Sumber: Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949)

Analisis Puisi:
Puisi "Perhitungan" karya Chairil Anwar menggambarkan perasaan penyair yang berada dalam keadaan bimbang, kehilangan, dan penuh keraguan. Puisi ini mencerminkan tema-tema seperti ketidakpastian, perubahan, dan perasaan yang rumit.

Keadaan Bimbang dan Keraguan: Puisi ini menggambarkan keadaan bimbang dan keraguan yang dirasakan oleh penyair melalui penggunaan kata-kata seperti "Banyak gores belum terputus saja" dan "tempatku tak tentu di mana." Penyair merasa terombang-ambing dalam perasaan yang tidak pasti dan tidak menemukan kejelasan dalam situasinya.

Perubahan dan Kehilangan: Penggunaan gambaran rumah kecil putih dengan lampu merah muda caya menggambarkan perubahan dan perasaan kehilangan. Rumah yang seharusnya menjadi tempat yang akrab dan nyaman bagi penyair, kini menjadi terasa asing dan tidak lagi memiliki makna yang jelas.

Perasaan Terputus dan Kesepian: Penyair merasa terputus dari lingkungan dan hubungan sekitarnya, yang tercermin melalui penggunaan kata-kata "Sudah itu berlepasan dengan sedikit heran." Puisi ini menciptakan suasana kesepian dan ketidakpastian, di mana penyair merasa merana dalam malam sunyi.

Rasa Tidak Peduli dan Putus Asa: Penyair menciptakan gambaran rasa tidak peduli dan putus asa melalui kata-kata "Hembus kau aku tak perduli, ke Bandung, ke Sukabumi...!?" Penggunaan kata-kata ini menggambarkan perasaan putus asa dan ketidakberdayaan penyair dalam menghadapi situasi dan perasaannya yang rumit.

Puisi "Perhitungan" oleh Chairil Anwar adalah sebuah penggambaran perasaan bimbang, perubahan, dan kesepian yang dirasakan oleh penyair. Melalui gambaran rumah yang berubah, perasaan terputus, dan rasa tidak peduli, puisi ini menciptakan suasana yang rumit dan membingungkan. Puisi ini menggambarkan perasaan pribadi penyair yang merasa terombang-ambing dalam ketidakpastian dan merasakan kehilangan dalam lingkungan sekitarnya.

Chairil Anwar
Puisi: Perhitungan
Karya: Chairil Anwar

Biodata Chairil Anwar:
  • Chairil Anwar lahir di Medan, pada tanggal 26 Juli 1922.
  • Chairil Anwar meninggal dunia di Jakarta, pada tanggal 28 April 1949 (pada usia 26 tahun).
  • Chairil Anwar adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45.
© Sepenuhnya. All rights reserved.