Puisi: Anak Pencuri (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Anak Pencuri" karya Joko Pinurbo menghadirkan gambaran yang unik dan mendalam tentang seorang anak yang menjelaskan keberadaan ayahnya ...
Anak Pencuri


Pada hari ulang tahunnya saya datang
ke rumahnya dan hanya ditemui oleh anaknya.
"Selamat malam. Saya mencari bapakmu."
"Maaf, ayah sedang sibuk mencuri."
Ia suguhkan secangkir kopi. Harum kopinya
mengandung bau keringat bapaknya.
"Apakah ini kopi curian bapakmu?"
"Justru kopi yang suka mencuri jam tidur ayah."
Lama saya tunggu, bapaknya tak kunjung datang.
"Jam berapa bapakmu pulang mencuri?"
"Jadwal mencuri ayah tidak pasti.
Kalau sedang mencuri, ayah sulit dicari."
Jangan-jangan ia sedang gentayangan di kamar:
mencuri kesedihanmu, kesedihan kita
dan menyerahkannya kepada kata-kata.
"Maaf, saya lapar. Saya pamit pulang.
Sampaikan selamat ulang tahun untuk bapakmu.
Semoga bapakmu tidak hilang dicuri hujan."
Ketika saya bergegas menuju pulang,
anak pencuri itu sudah menjadi derai hujan.


2015

Sumber: Buku Latihan Tidur (2017)

Analisis Puisi:
Puisi "Anak Pencuri" karya Joko Pinurbo menghadirkan gambaran yang unik dan mendalam tentang seorang anak yang menjelaskan keberadaan ayahnya sebagai seorang pencuri. Di balik nada puitisnya, puisi ini menyentuh tema-tema kompleks, seperti perasaan kehilangan dan upaya meraih makna dari kenyataan yang sulit.

Keberadaan Ayah yang Seperti Pencuri

Hari Ulang Tahun yang Tidak Biasa: Puisi dimulai dengan pengungkapan bahwa hari ulang tahun sang pembicara menjadi momen khusus, di mana ia mencoba menemui ayah anak pencuri. Ini menunjukkan bahwa pencarian ini bukanlah kunjungan biasa.

Kopi sebagai Metafora: Penggunaan kopi sebagai metafora menggambarkan bagaimana kehadiran dan kesibukan ayah tercermin dalam hidup anaknya. Bau kopi yang mencampur dengan keringat ayah menciptakan citra realistik dari kehidupan sehari-hari.

Jadwal Mencuri yang Tidak Pasti: Penjelasan anak pencuri tentang jadwal pencurian ayahnya yang tidak pasti menciptakan ketidakpastian dan kemisteriusan. Ini dapat diartikan sebagai metafora untuk ketidakpastian hidup atau mungkin keberadaan yang sulit ditebak.

Kehilangan dan Kesedihan

Mencuri Jam Tidur: Anak pencuri menjelaskan bahwa ayahnya mencuri jam tidur. Hal ini dapat diartikan sebagai tanda bahwa ayahnya mungkin mengalami beban hidup yang berat, dan waktu tidurnya dicuri oleh berbagai kewajiban dan masalah.

Mencuri Kesedihan dan Menyerahkannya pada Kata-Kata: Ada sentuhan empati dalam menggambarkan bahwa ayah mungkin mencuri kesedihan dan melalui puisi atau kata-kata, ia menyerahkannya kepada dunia. Ini menciptakan gambaran bahwa puisi menjadi cara untuk mengatasi dan berbagi beban emosional.

Puisi "Anak Pencuri" menawarkan pandangan yang unik terhadap kehidupan sehari-hari seorang anak yang memiliki seorang ayah pencuri. Joko Pinurbo memadukan elemen-elemen realitas dengan nuansa puitis, memberikan gambaran yang mendalam tentang perasaan kehilangan, ketidakpastian, dan cara manusia mencari makna dalam realitas yang sulit.

"Puisi: Anak Pencuri (Karya Joko Pinurbo)"
Puisi: Anak Pencuri
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.