Puisi: Gadis Malam di Tembok Kota (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Gadis Malam di Tembok Kota" karya Joko Pinurbo menggambarkan pertemuan antara dua individu dalam situasi yang tidak ideal.
Gadis Malam di Tembok Kota
untuk Ahmad Syubannuddin Alwy


Tubuhnya kuyup diguyur hujan.
Rambutnya awut-awutan dijarah angin malam.
Tapi enak saja ia nongkrong, mengangkang,
seperti ingin memamerkan kecantikan:
wajah ranum yang merahasiakan derita dunia;
leher langsat yang menyimpan beribu jeritan;
dada montok yang mengentalkan darah dan nanah;
dan lubang sunyi, di bawah pusar,
yang dirimbuni semak berduri.

Dan malam itu datang seorang pangeran
dengan celana komprang, baju kedodoran, rambut
acak-acakan. Datang menemui gadisnya yang lagi kasmaran.

"Aku rindu Mas Alwy yang tahan meracau seharian,
yang tawanya ngakak membikin ranjang reyot
bergoyang-goyang, yang jalannya sedikit goyah
tapi gagah juga. Selamat malam, Alwy."

"Selamat malam, Kitty. Aku datang membawa puisi.
Datang sebagai pasien rumah sakit jiwa dari negeri
yang penuh pekik dan basa-basi."

Ini musim birahi. Kupu-kupu berhamburan liar
mencecar bunga-bunga layu yang bersolek di bawah
cahaya merkuri. Dan bila situasi politik memungkinkan,
tentu akan semakin banyak yang gencar bercinta
tanpa merasa waswas akan ditahan dan diamankan.

"Merapatlah ke gigil tubuhku, penyairku.
Ledakkan puisimu di nyeri dadaku."
"Tapi aku ini bukan binatang jalang, Kitty.
Aku tak pandai meradang, menerjang."

Sesaat ada juga keabadian. Diusapnya pipi muda,
leher hangat, dan bibir lezat yang terancam kelu.
Dan dengan cinta yang agak berangasan diterkamnya
dada yang beku, pinggang yang ngilu, seperti luka
yang menyerahkan diri kepada sembilu.
"Aku sayang Mas Alwy yang matanya beringas
tapi ada teduhnya. Yang cintanya ganas tapi ada lembutnya.
Yang jidatnya licin dan luas, tempat segala kelakar
dan kesakitan begadang semalaman.

Tapi malam cepat habis juga ya. Apa boleh buat,
mesti kuakhiri kisah kecil ini saat engkau terkapar
di puncak risau. Maaf, aku tak punya banyak waktu
buat bercinta. Aku mesti lebih jauh lagi mengembara
di papan-papan iklan. Tragis bukan, jauh-jauh datang
dari Amerika cuma untuk jadi penghibur
di negeri orang-orang kesepian?"

"Terima kasih, gadisku."
"Peduli amat, penyairku."


1996

Sumber: Celana (1999)

Analisis Puisi:
Puisi "Gadis Malam di Tembok Kota" karya Joko Pinurbo adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan pertemuan antara seorang gadis malam dan seorang penyair atau pangeran yang datang untuk berbicara dengannya. Dalam puisi ini, kita dapat melihat sejumlah tema dan elemen penting yang memberikan makna dan pesan yang mendalam.

Pemandangan dan Gambaran Tubuh Gadis Malam: Puisi ini dimulai dengan gambaran fisik gadis malam yang basah oleh hujan, rambutnya tertiup angin malam. Ini menciptakan sebuah latar belakang visual yang kuat dan menghadirkan karakter utama dalam cerita dengan intensitas tertentu.

Potret Kehidupan Malam Kota: Puisi ini membawa pembaca ke dunia malam kota dengan menggambarkan suasana kehidupan malam yang penuh dengan aktivitas dan dorongan kebirahian. Ini tercermin dalam pernyataan bahwa "ini musim birahi" dan kupu-kupu berhamburan liar.

Dialog antara Gadis Malam dan Penyair: Melalui dialog antara gadis malam dan penyair, penyair mengungkapkan perasaan sang gadis terhadapnya, yang tampaknya mencari ketenangan dalam cinta, meskipun situasinya tidak ideal. Sang penyair mencoba menjelaskan bahwa dia bukanlah "binatang jalang" yang hanya mencari kepuasan seksual.

Pertentangan antara Keinginan dan Keterbatasan: Puisi ini menciptakan pertentangan antara keinginan dan keterbatasan, khususnya dalam konteks hubungan antara sang gadis malam dan penyair. Mereka merasa tertarik satu sama lain, tetapi situasi dan keterbatasan mereka mencegah hubungan yang lebih dalam.

Kesedihan dan Kepedihan: Puisi ini menciptakan perasaan kesedihan dan keprihatinan dalam hubungan ini. Sang penyair mengungkapkan bahwa dia tidak punya banyak waktu untuk bercinta, dan kesedihan terasa di akhir pertemuan mereka.

Puisi "Gadis Malam di Tembok Kota" karya Joko Pinurbo adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan pertemuan antara dua individu dalam situasi yang tidak ideal. Ini menciptakan perasaan keinginan, pertentangan, dan kesedihan dalam suasana malam kota yang berliku-liku. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang hubungan antara keinginan manusia dan realitas kehidupan.

Puisi Gadis Malam di Tembok Kota
Puisi: Gadis Malam di Tembok Kota
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.