Puisi: Penyanyi (Karya Sanusi Pane)

Puisi "Penyanyi" karya Sanusi Pane menggambarkan kedamaian dan kebijaksanaan yang dimiliki oleh mereka di tengah-tengah kegelisahan dunia.
Penyanyi

Pujangga, kalau ajal sudahlah sampai,
Engkau menutup mata di dalam damai,
Sebab mengetahui terang rahasia alam,
Engkau, yang bermahkota susunan ilham.

O, Pujangga, kalau dunia gundah gulana,
Engkau bersila, jiwa tersenyum jua,
Sebab merasa kegemetaran nyawa dunia,
Engkau, Penyanyi lagu mulia.

Sumber: Madah Kelana (1931)

Analisis Puisi:

Puisi "Penyanyi" karya Sanusi Pane adalah sebuah penghormatan terhadap pujangga atau penyair yang menggambarkan kedamaian dan kebijaksanaan yang dimiliki oleh mereka di tengah-tengah kegelisahan dunia. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh makna, Sanusi Pane mengangkat peran dan kontribusi pujangga dalam memahami serta merespons kehidupan.

Penghormatan terhadap Pujangga: Puisi ini mencurahkan penghargaan kepada pujangga sebagai tokoh yang memiliki kedamaian batin dan pemahaman yang mendalam tentang alam semesta. Penggunaan kata "Penyanyi" untuk menyebut pujangga menunjukkan bahwa mereka adalah orang yang mempersembahkan lagu kehidupan melalui karya-karya mereka.

Ketenangan di Tengah Kegelisahan: Sanusi Pane menyoroti bahwa pujangga, meskipun hidup di tengah-tengah gundah gulana dunia, tetap bisa menemukan kedamaian batin dan kebijaksanaan dalam sikap mereka yang tenang dan berdamai. Mereka mampu menghadapi kegemetaran nyawa dunia dengan rasa lega dan keprihatinan yang mendalam.

Kehidupan sebagai Lagu Mulia: Puisi ini menggambarkan kehidupan sebagai sebuah lagu yang dinyanyikan oleh pujangga. Lagu ini bukan sekadar suara yang indah, tetapi juga sebuah ungkapan yang memperdalam pemahaman akan eksistensi manusia dan alam semesta secara keseluruhan.

Gaya Bahasa Simpel namun Bermakna: Sanusi Pane menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh makna untuk menyampaikan pesan yang mendalam. Penggunaan kata-kata seperti "ajal", "gundah gulana", dan "gemetaran nyawa" memberikan warna emosional yang kuat pada puisi ini, sementara gaya bahasa yang lugas membuat pesan puisi mudah dipahami oleh pembaca.

Puisi "Penyanyi" karya Sanusi Pane adalah sebuah penghormatan terhadap pujangga yang menggambarkan ketenangan dan kebijaksanaan yang mereka miliki di tengah-tengah kegelisahan dunia. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun penuh makna, Sanusi Pane berhasil menyampaikan pesan tentang pentingnya meresapi kehidupan dan alam semesta melalui karya-karya sastra. Puisi ini mengajak pembaca untuk menghargai dan memahami peran pujangga dalam memperkaya dan memperdalam makna kehidupan manusia.

Sanusi Pane
Puisi: Penyanyi
Karya: Sanusi Pane

Biodata Sanusi Pane:
  • Sanusi Pane lahir pada tanggal 1 Agustus 1905 di Sungai Puar, Sumatra Barat, Indonesia.
  • Ia adalah seorang sastrawan, politisi, dan intelektual Indonesia yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia sastra Indonesia pada pertengahan abad ke-20.
  • Sanusi Pane meninggal dunia pada tanggal 2 April 1968 2 Januari 1968 (pada usia 62) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.